Lihat ke Halaman Asli

Jumat, 18 juni 2010

Diperbarui: 26 Juni 2015   03:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kimya

senyawa perih rela membuih

pada molekul cinta rasa bahgia

semuan asam kehidupan bertalian

membuncah zat mengikat nyawa.

Kamis

tak menentu Kamis ini

sebentarsebentar panas sebentarsebentar hujan

memaknai suasana hati bimbang

meraja di pelipit cuaca ini

seperti memangkas waktu tanpa hirau

bertabrakan

dan ramai dipertaruhkan.

Likat

likat pelipit tubuh mengeram melakat

sepotong nyawa sejuntai nafas

tertatih

merintih

di bilik risau sang pipit.

Kelopak Pagi

kubahasakan matari berikut cahaya

dengan kelopak pagi memantul pendarnya

juga peraupanmu penuh binar

kehidupan. setambat nafas hadirkan nyawa

di suatu pokok reranting menjelma tubuhmu.

inikah diriku inikah dirimu

bersatu pada satu nuansa

bareng nama.

Pepohonan Tampak Melayu

pepohonan tampak melayu

ketika kering juga kemarau di kala itu

mengguyur berpuluh daun juga klorofil

bertaut

berimbas

satu makna.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline