Lihat ke Halaman Asli

Otomotif Indonesia Melejit, Australia Bangkrut

Diperbarui: 24 Juni 2015   01:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Sebuah fakta yang ditilik dari sudut ekonomi sangat membanggakan. Sejumlah pabrik otomotif di Australia bangkrut atau mengecilkan ukuran pabriknya. Sejak beberapa tahun silam, Australia mengalami pelambatan pertumbuhan khususnya di sektor industri termasuk otomotif. Sejumlah perusahaan besar seperti General Motor menutup pabriknya di Australia. Produsen asal Eropa Datsun juga tutup. Perusahaan lainnya mengurangi jumlah produksi.

Kondisi sebaliknya terjadi di Indonesia. Dalam beberapa tahun terakhir, industri otomotif melonjak tajam. Penjualan sepeda motor sejak lama sudah melewati angka 2 juta pertahun, bahkan sampai 4 juta unit pertahun. Angka yang luar biasa. Demikian pula jumlah penjualan mobil (roda empat ke atas), yang biasanya hanya 700 ribu unit pertahun, kini sudah menembus angka 1 juta/tahun, bahkan akan sampai pada angka 2 juta unit/tahun.

Baik secara langsung maupun tidak langsung hal tersebut menunjukkan bahwa kondisi perekonomian Indonesia memang tumbuh dengan baik. Pemerintah sudah berada di jalur yang benar. Jika melihat kondisi negara maju, maka jumlah penjualan otomotif berbanding secara lurus dengan tingkat kesejahteraan. Efeknya memang luar biasa, karena investasi berbagai bidang terkait otomotif juga meningkat. Baik investasi lokal maupun asing. Sudah barang tentu meningkatkan lapangan pekerjaa juga.

Beberapa perusahaan besar terus menambah investasi di Indonesia. Perusahaan lain yang belum punya pabrik di Indonesia, juga mulai menjajaki kemungkinan tersebut. Mereka melihat pasar Indonesia sangat bagus dan prospektif. Kehadiran pabrikan besar itu tentu berdampak positif untuk meningkatkan jumlah lapangan pekerjaan dan devisa negara. Apalagi jika pabrikan itu menjadi Indonesia sebagai basis produksi bukan hanya untuk konsumen lokal melainkan juga konsumen mancanegara.

Perusahaan yang bangkrut di Australia juga tertarik berpaling ke Indonesia. Bukan untuk memindahkan pabriknya, melainkan menawarkan para tenaga ahli mereka untuk bekerja di Indonesia. Mereka tidak rela jika ahli-ahli otomotif di Australia jadi pengangguran. Maukah kita menerimanya?

Di satu sisi, kehadiran mereka akan menguragi jatah lapangan tenaga kerja. Di sisi lain, ilmu mereka kita butuhkan untuk diserap sebanyak-banyaknya. Khusus untuk industri otomotif, Indonesia sedang berada di atas angin...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline