Lihat ke Halaman Asli

Firdaus

Guru Esde

Optimalisasi Coaching dalam Mengembangkan Potensi, Bakat dan Minat Peserta Didik

Diperbarui: 7 Maret 2024   10:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok.Foto : Guru Esde Muara Tawang

OPTIMALISASI COACHING DALAM MENGEMBANGKAN POTENSI, BAKAT DAN MINAT PESERTA DIDIK

https://guru.kemdikbud.go.id/bukti-karya/pdf/114939

 

Oleh : Firdaus (SDS Eka Tjipta Muara Tawang)

 

Setiap peserta didik memiliki potensi, bakat dan minat yang berbeda-beda. Peserta didik yang yang potensinya teroptimalkan dan terstimulisasi dengan benar dapat menjadi salah satu sumber daya manusia berkualitas, dibandingkan dengan anak yang kurang mendapatkan stimulasi yang benar. Stimulasi adalah berbagai rangsangan, seperti kesempatan bermain, fasilitas belajar, atau pendekatan lain yang dapat memicu anak untuk belajar mengembangkan bakat dan minatnya.

Setiap murid memiliki kemampuan dan cara belajar yang berbeda-beda ada yang memiliki tingkat pemahaman rendah, sedang, dan tinggi. Setiap murid juga memiliki karakter belajar yang berbeda-beda pula, seperti; ada murid lebih senang dengan visualisasi, audio visual, dan kinestetik. Tanpa disadari, bahwa setiap murid itu unik. Unik dalam artian memiliki sesuatu yang tidak dimiliki orang lain. Keunikan murid-murid di kelas akan menjadi energi positif yang luar biasa jika bersinergi dengan baik. Jadi, tugas guru adalah memfasilitasi agar keunikan yang dimiliki murid dapat menjadi ciri khas tersendiri yang memiliki keunggulan sebagai sesuatu berpengaruh dalam tumbuh dan berkembang seorang anak.

Optimal merupakan suatu kondisi tertinggi yang dimana mungkin untuk dilakukan seseorang atau sesuatu tanpa merusak unsur yang ada pada tempatnya. Potensi adalah hal-hal spesifik yang ada pada diri anak, yang tampak lebih bila dibandingkan dengan anak seusianya. Minat adalah dorongan yang kuat bagi seseorang untuk melakukan segala sesuatu yang menjadi keinginannya. Sedangkat bakat adalah adalah sebuah sifat dasar, kepandaian dan pembawaan yang dibawa sejak lahir. Bakat sendiri bisa diartikan sebagai kemampuan dasar seseorang untuk belajar dalam tempo yang relatif pendek dibandingkan orang lain, namun hasilnya justru lebih baik. Singkat kata, ini adalah potensi yang dimiliki oleh seseorang sebagai bawaan sejak lahir

Optimalisasi peran guru dalam proses pembelajaran terutama dalam pengembangan bakat dan minat peserta didik sangat dibutuhkan dengan melalui pendekatan tertentu. Salah satu pendekatan yang dikembangkan dan diberdayakan adalah pendekatan coaching, sebagaimana Whitmore (2003) ungkapkan bahwa coaching adalah kunci pembuka potensi peserta didik untuk memaksimalkan kinerjanya. Pendekatan komunikasi dengan proses coaching merupakan sebuah dialog antara murid dan coach yang terjadi secara terbuka dalam sebuah interaksi yang mengutamakan konsep kekeluargaan/persaudaraan. Untuk menjadi coach, maka seorang guru harus memiliki kompetensi, seperti kemampuan penggalian potensi, kemampuan penggalian kekuatan dan kelemahan kinerja, kemampuan penggalian penentuan tujuan, kemampuan penggalian perencanaan strategi, kemampuan penggerakan komitmen.


Pendekatan kompetensi coaching yang dilakukan oleh guru sebagai coach merupakan hal mendasar yang perlu dimiliki dan dikembangkan dalam proses pembelajaran sebagaimana filosofi pendidikan menurut . Ki Hadjar Dewantara yang menekankan bahwa tujuan pendidikan itu 'menuntun' tumbuhnya atau hidupnya kekuatan kodrat anak sehingga dapat memperbaiki karakter. Oleh sebab itu, keterampilan coaching perlu dimiliki para guru dalam menuntun segala kekuatan kodrat (potensi) agar mencapai keselamatan dan kebahagiaan sebagai manusia maupun anggota masyarakat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline