Lihat ke Halaman Asli

Percaya dengan Mitos Jawa

Diperbarui: 12 Januari 2021   23:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber foto : indonesia.go.id

Ketika kecil, saya selalu dinasehati ibu saya supaya pulang sebelum Maghrib saat bermain, tidak memotong kuku malam hari, tidak menyapu malam hari, nggak duduk di atas bantal, nggak bersiul di malam hari, dan masih banyak lagi lainnya. Saat itu, saya merasa nasihat-nasihat tersebut sama sekali sulit diterima akal dan saya pun cenderung mengabaikannya.

Bahkan semua nasehat itu masih diberikan sampai saat ini, kecuali untuk yang pertama. Maklum saja, udah gede semakin sedikit waktu bermain. Lagi fokus mencari uang, untuk melamar si dia, eaaa.

Sekarang saya masih dilarang untuk melakukan hal tersebut. Katanya sih, itu pamali dan kita nggak boleh melakukannya. Apapun alasannya dan dalam keadaan apapun tetap nggak boleh dilakukan.

Saya nurut saja perkataan orang tua tanpa banyak tanya, apalagi protes macam-macam. Bisa-bisa saya semakin kena marah kalau terlalu banyak protes dan berbicara.

Saya percaya saja terhadap hal-hal yang menurut saya mitos dan sengaja dibuat-buat itu. Begini alasannya :

Semua Demi Kebaikan

Saya yakin, setiap orang tua terutama ibu ingin melakukan yang terbaik kepada anaknya. Ingin menjadikan anaknya sebagai orang yang baik dan berguna bagi banyak orang.

Begitupun halnya soal mitos Jawa ini. Saya yakin ibu saya melakukan semua ini semata-mata demi kebaikan anak-anaknya, agar tidak terjadi sesuatu apa-apa kedepannya.

Contohnya begini, soal larangan potong kuku malam hari tentu saja itu bertujuan supaya kuku kita nggak terluka. Sekalipun ada lampu, namanya juga malam hari pasti penerangannya tidak secerah seperti wajahmu, eh pagi hari maksudnya.

Mitos Jawa Masuk Akal

Kalau dipikir-pikir, memang mitos Jawa ini sangat masuk akal dan cenderung mengarah ke fakta. Saya juga nggak tau, apakah nasehat-nasehat tersebut memang dulunya benar-benar nasehat atas dasar fakta yang diberikan nenek moyang ataukah memang hanya kebetulan saja.

Salah satu contohnya yaitu anak gadis yang dilarang duduk di depan pintu. Saya yakin kamu pasti tau kalau pintu adalah tempat masuk dan keluarnya dari dalam dan keluar rumah. Lah, kalau ada orang di sana gimana bisa lewat?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline