Lihat ke Halaman Asli

Firda Puri Agustine

TERVERIFIKASI

Saat Hidup Tak Semanis Gulali, Tersenyumlah..

Diperbarui: 25 Juni 2015   00:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kemarin siang saya dapat tugas liputan ke Kementerian Perdagangan di daerah Gambir. Di undangan tertulis acara dimulai jam 11.30, tapi diawali dengan makan siang. Saya perkirakan inti acara baru mulai sekitar jam 12.30.

Setelah menghitung estimasi waktu Bekasi-Jakarta naik commuter line itu sekitar 30 menit (kalo lancar), maka saya putuskan untuk berangkat dari rumah jam 11 tepat. Kebetulan pas sampai stasiun, keretanya sudah tersedia.

Biasanya kalau saya naik kereta di jam segitu, saya dapat tempat duduk. Mungkin karena tadi datangnya mepet pas kereta mau jalan, alhasil saya harus berdiri menyender. Untung nggak begitu penuh berjejal.

Perjalanan kereta super lancar. Berangkat jam 11.16, jam 11.45 sudah sampai di Stasiun Gondangdia. Saya memutuskan turun disini karena jarak ke tempat tujuan lebih dekat. Tinggal naik ojek, atau jalan kaki pun bisa.

Niatnya saya mau naik ojek. Itu lantaran Febrina, anak magang dikantor, sudah tiba di lokasi lebih dulu dan 'memaksa' saya sampai dengan segera. Ojek di sekitar Stasiun Gondangdia sangat banyak. Begitu turun tangga mereka dengan cepat menyerbu.

Risih dikerubuti tukang ojek, saya cuek aja jalan terus. Berlagak nggak butuh. Toh, di depan sana masih ada tukang ojek yang mangkal tanpa rebutan penumpang.

Benar kan kata saya. Di depan mata ada tukang ojek lagi ngadem. Langsung saja saya tawar, 'Bang, ke Kemendag depan halte berapa?'. Belum juga sepakat, si abang ojek langsung menaiki motornya. Saya tegaskan lagi, 'Berapa bang?'. Dengan pedenya dia jawab, 'Rp 10 ribu aja'. Dalam hati, 'gila tukang ojek jaman sekarang, deket banget gitu aja Rp 10 ribu???'.

Saya akhirnya menawar dengan tawaran yang menurut saya tinggi, 'Rp 7 ribu deh, Bang!'. Bukannya ditanggapi dengan santai, si tukang ojek malah nyolot, 'Duh, jauh saya muternya. Rp 7 ribu tapi situ nyebrang ya ?'. Emosi saya tersulut, saya balas, 'Kalau nggak disebrangin ya harusnya Rp 5 ribu!', dan seketika itu juga saya ngeloyor pergi. Saya putuskan jalan kaki saja.

Saya SMS Febrina untuk sedikit bersabar karena sebentar lagi saya sampai. Dia balas, 'Ok Mbak, SMS yah kalau sudah sampai!'. Ahh..lega deh dia nggak marah.

Akhirnya, saya menikmati jalan kaki di trotoar seberang gedung MNC Tower. Terasa sedikit bernostalgia juga karena jalanan ini pernah saya akrabi saat lebih dari dua tahun menimba ilmu di koran rajawali biru.

Sampai di ujung jalan, saya bertemu lelaki tua renta yang wajahnya cukup familiar dalam ingatan. Ya, mungkin sekitar satu tahun lalu saya menjumpainya untuk pertama kali. Kala itu saya bertemu dengannya di depan warung makan bawah rel, tempat tongkrongan reporter koran rajawali biru.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline