Lihat ke Halaman Asli

Firda Afkarina

UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung

Program Perpustakaan Keliling dalam Merdeka Belajar Mendorong Literasi Anak Pegunungan

Diperbarui: 20 Mei 2023   15:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Program kampus merdeka belajar (Sumber: dokumentasi pribadi)

Perpustakaan keliling adalah salah satu perangkat penyelenggara pendidikan non formal yang berupaya mendorong kecerdasan anak bangsa. Hal ini sesuai dengan Undang-undang Dasar 1945. Pada dasarnya perpustakaan keliling bertugas untuk melayani anak-anak desa dalam proses belajar.

Lalu apa jadinya jika faktor pendidikan terhambat karena kurangnya akses pendidikan? Tentu ini menjadi satu permasalahan yang harus ditangani. Usaha untuk mencerdaskan anak bangsa secara nyata melalui pendidikan formal maupun non formal wajib dimiliki oleh setiap anak. 

Melalui program perpustakaan keliling dalam kampus merdeka belajar mampu memberdayakan anak-anak khususnya pegunungan desa Sapikerep, Sukapura Probolinggo. Desa yang berada di bawah kaki gunung Bromo ini memiliki tingkat pendidikan rendah. Hal tersebut dibuktikan dengan banyaknya anak yang buta huruf sampai tidak lancar membaca.

Rendahnya tingkat pendidikan bagi masyarakat pedesaan Sapikerep merupakan kendala yang wajib kita tuntaskan bersama. Berdasarkan data pendidikan Desa Sukapura menunjukkan angka tidak/belum sekolah 13,96%, belum tamat SD/Sederajat 8,92%, tamatan SD/Sederajat 13,43%, SLTP/Sederajat 15,34% dan SLTA/Sederajat 31,74%

Grafik data tersebut menunjukkan bahwa daerah pegunungan masih minim terhadap pendidikan, khususnya terhadap pengetahuan sehingga persaingan dengan dunia luar kalah. Padahal pendidikan adalah modal dasar seseorang dapat bekerja dan berkembang. Tetapi fakta di lapangan mengungkapkan bahwa daerah pegunungan masih minim pendidikan. 

Setelah dilakukan penelitian, alasan mereka tidak melanjutkan pendidikan karena faktor ekonomi keluarga. Rata-rata masyarakat desa Sapikerep bekerja sebagai petani. Hampir setiap pagi sampai sore masyarakat banyak melakukan aktivitas diladang. kurangnya dorongan dan pengawasan dari orang tua juga menjadi pemicu anak malas sekolah. Mereka lebih tertarik untuk ikut bekerja dan mencari uang dari pada sekolah, mengingat kawasan desa Sapikerep termasuk objek wisata yang ramai dikunjungi wisatawan. 

Kegiatan belajar siswa SDN Sapikerep (Sumber: dokumen pribadi)

Melalui program kampus merdeka belajar berupaya mengajak siswa untuk belajar di dalam dan diluar sekolah. Progam perpustakaan keliling dipilih karena prinsip utama merdeka belajar adalah kebahagiaan siswa dalam menyerap ilmu yang mereka dapat. Jadi siswa mendapatkan pengetahuan tambahan diluar jam sekolah.

Disekolah siswa desa Sapikerep tidak mempunyai perpustakaan untuk membaca hanya disediakan pojok baca yang tentu minim akan koleksi bacaan. 

Setiap pulang sekolah anak-anak desa Sapikerep datang ke balai desa untuk membaca buku, mengerjakan tugas sekolah, dan bermain bersama. Anak-anak yang semula malas membaca akhirnya mempunyai kesadaran pentingnya membaca buku. Didampingi kakak-kakak KKN berusaha menciptakan suasana belajar lebih asik

Salah satu kendala yang mereka hadapi adalah sulitnya mendapatkan bahan pustaka. Siswa tanpa buku tidak dapat mengembangkan kreativitas nya dalam membentuk diri sebagai manusia yang berilmu pengetahuan di dalam kancah pembangunan. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline