Kepada malam yang selalu aku dekap.
Di antara sunyi aku berbisik pada lingkaran pilu yang membiru, seraya menengadah kepada semesta.
Sebab, gemuruh petir menyapa awanku yang sedang berlangit biru.
Awanku mulai menghitam dan menggenggam erat tubuhku.
Kenyataannya, aku terbawa arus gemuruh petir hingga menjadi penanggung luka.
Perlahan amarahku merayap menjalar ke dada yang penuh sesak.
Hingga deraianku terus berlinang bersama takdir yang telah memperkenankan kepedihan.
-f.a.p