Lihat ke Halaman Asli

Hai_Ly19

pelajar

Inspirasi Menulis

Diperbarui: 15 Maret 2023   04:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Matahari mengulurkan senyum kehangatan di pagi hari itu bagi yang terkena sinarnya, bulan pun mengucapkan salam perpisahan siring di telan oleh cahaya terang berwarna kekuningan itu.

Suasana kali ini masih cukup tenang dari pada biasanya, tidak ada suara bising kendaraan yang lewat untuk mengantar ke sekolah, saat ini sekolah-sekolah pasti sepi, ya mungkin masih ada guru-guru, tetapi hampir semua tidak ada siswanya.

Hal ini wajar sih sudah sering seperti ini, sekarang adalah hari libur akhir semester, kali ini sekolahku memberikan  waktu libur selama delapan belas hari atau sekitar tiga pekan pelajaran penuh yang dimulai dari hari senin hingga hari sabtu.

Namaku Anila, bila kalian membaca tulisanku sebelumnya pasti kalian sudah tahu aku, bagi kalian yang masih belum kenal aku  akan kuceritakan, aku adalah anak pertama dari dua bersaudara, saat ini aku duduk di kelas enam di salah satu sekolah favorit di kotaku.

Karena hari ini adalah hari liburan maka aku akan bermain, bermain, bermain, murajaah, dan belajar. Di rumah aku memiliki peliharaan seekor kucing yang kuberi nama seperti warna bulunya.

Pagi hari ini aku  berencana pergi ke pantai bersama keluarga untuk melepas penat sebentar, setelah menyiapkan barang-barang yang diperlukan untuk pergi ke pantai, ada satu hal yang paling penting yang ada di tasku, yaitu uang hehehe.

Kami pun berangkat dengan menggunakan mobil abiku dan abiku sendirilah yang menyetirnya, aku bersama umiku duduk di belakang sambil sesekali melihat layar aplikasi navigasi di tabletku.

Sedangkan adikku yang bernama Naka duduk di samping abiku, sekali lagi aku melihat layar tablet yang menunjukkan perkiraan waktu dan jarak yang akan ditempuh melalui rute itu.

Waktu yang berkisar satu jamku habiskan dengan bermain di alam mimpi, ya aku tidur selama perjalanan ke pantai, saat kembali ke alam sadar ternyata kami sudah sampai di area pantai yang penuh dengan pasir berwarna putih.

Kami pun diperbolehkan keluar dari mobil, setelah itu kami menyusuri jalan hingga sampai ke tepi pantai, aku dan Naka pun langsung menyiapkan peralatan membuat istana pasir.

Kami menyebut istana pasir, walau bentuknya tidak mirip sih, bentuknya tidak rata, sangat berbeda dengan yang kami sering lihat di film-film kartun anak kecil, kami membuat tumpukan pasir itu tidak terlalu jauh dengan ombak laut yang bisa saja tiba-tiba menerjang.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline