Halo, para pembaca setia yang haus akan drama politik di Indonesia! Kali ini kita bakal ngupas tuntas topik yang lagi digoreng di Indonesia.
Yups, usulan dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) agar pemilihan gubernur dilakukan oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) alih-alih melalui pemilihan langsung.
Alasannya? Biaya pemilihan gubernur yang mahal banget! Yuk, kita bahas apakah ini solusi yang cerdas atau malah nambah kontroversi!
Wakil Ketua Umum PKB, Jazilul Fawaid, belum lama ini ngeluarin pernyataan yang bikin geli jagat politik. Katanya, pemilihan gubernur langsung itu boros banget, biaya di Jawa Barat aja nyampe lebih dari Rp 1 triliun.
Wuih, duit sebanyak itu kalau dipakai buat bangun sekolah atau jalanan pasti lebih terasa manfaatnya, kan?
Jazilul juga bilang bahwa partisipasi masyarakat dalam pemilihan gubernur rendah. Jadi, dengan biaya sebesar itu dan partisipasi yang seadanya, beliau ngusulin supaya pemilihan gubernur cukup dilakukan oleh DPRD aja. Hemat biaya, katanya.
Tapi, tunggu dulu! Usulan ini jelas menuai pro dan kontra. Di satu sisi, ada yang setuju karena memang hemat banget. Mereka mikir,
"Bener juga sih, duitnya bisa buat yang lain."
Tapi, di sisi lain, ada yang ngeri kalau cara ini malah bikin makin banyak transaksi politik dan berkurangnya transparansi.
Ngomong-ngomong soal sejarah, dulu pemilihan kepala daerah memang dilakukan oleh DPRD.