Lihat ke Halaman Asli

FIRANI SYAKIRAH

Universitas Pendidikan Indonesia

Meningkatkan Kesiapsiagaan terhadap Kebencanaan Demi Masa Depan

Diperbarui: 10 Januari 2024   02:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Indonesia dengan keragaman geografi dan geografis maupun ketersediaan sumber daya alam yang kaya tetapi terletak di daerah yang rawan berbagai bencana alam terjadi, seperti tsunami, letusan gunung berapi, gempa bumi, banjir, longsor, dan bencana lainnya. Tentunya dampak dari bencana alam ini mengakibatkan keburukan, misalnya banyak korban jiwa, kerugian harta benda, dan kerusakan lingkungan.

Hal ini menjadi sangat penting bagi kita untuk menyadari bahwa bencana alam maupun bencana buatan manusia dapat terjadi dimana dan kapan saja. Kemampuan dalam merespons, mengurangi resiko, serta memulihkan diri dari bencana merupakan aspek penting dalam menjaga keselamatan dan kesejahteraan masyarakat. Di tengah tantangan perubahan iklim global dan resiko bencana yang semakin kompleks tentunya penting dalam meningkatkan kesiapsiagaan. Berdasarkan UU No. 24/2007, International Federation Red Cross (IFRC), dan UN-ISDR, kesiapsiagaan merupakan segala upaya untuk menghadapi situasi darurat serta mengenali berbagai sumber. Serangkaian langkah yang diambil sebelum, selama, dan setelah bencana terjadi untuk melindungi jiwa manusia, harta benda, dan lingkungan terlibat dalam kesiapsiagaan terhadap bencana. Kemampuan kesiapsiagaan ini harus dimiliki oleh setiap elemen masyarakat, mulai dari diri sendiri, keluarga, hingga lingkungan besar (komunitas). Menurut Hidayati (2008), kesadaran akan pentingnya kesiapsiagaan masyarakat semakin meningkat sehingga pemerintah, bersama dengan berbagai lembaga dan organisasi memfokuskan upaya pada penguatan kesiapsiagaan melalui pendidikan, pelatihan, perencanaan darurat, dan infrastruktur tahan bencana.

Apa upaya yang dapat dilakukan dalam memperhatikan kesiapsiagaan terhadap kebencanaan? Tentu adanya edukasi sejak awal mengenai peningkatkan kesadaran masyarakat terhadao bencana serta bagaimana sosialisasi untuk kesiapsiagaan terhadap kebencanaan dapat menjadi alat untuk mitigasi resiko bencana. Peran sosialsasi kesiapsiagaan kebencanaan dalam pendidikan sebagai berikut (Pahleviannur, 2019):

  • Pentingnya kesadaran awal. Memahami pentingnya pengetahuan awal akan bencana alam membantu masyarakat mengidentifikasi resiko dan mempersiapkan diri ddalam merespons dengann cepat dan tepat saat bencana terjadi.
  • Pelatihan dan simulasi. Sosialiasi kesiapsiagaan terhadap kebencanaan melalui pelatihan ataupun simulasi dengan praktis membantu masyarakat memahami langkah-langkah mitigasi, misalnya evakuasi, pertolongan pertama, dan peran mereka dalam situasi bencana.

Lalu bagaimana kesiapsiagaan dalam menghadapi kebencanaan? Hal ini dilansir dari “Modul 2: Manajemen Penanggulangan Bencana” kesiapsiagaan dalam menghadapi kebencanaan dapat dikelompokkan dalam beberapa aspek sebagai berikut:

  • Pengukuran awal. Proses yang dinamis antara masyarakat dan lembaga yang ada untuk: (a) melakukan pengukuran awal terhadap resiko bencana, (b) membuat sumber data yang fokus pada bahaya potensial (mungkin berpengaruh), (c) mengantisipasi kebutuhan yang muncul dan sumber daya yang tersedia.
  • Perencanaan merupakan proses untuk memperjelas tujuan maupun arah aktivitas kesiapsiagaan dan mengidentifikasi tugas maupun tangjung jawab secara lebih spesifik baik masyarakat maupun lembaga (LSM, pemerintah lokal maupun nasional).
  • Rencana institusional dengan mengukur kekuatan dari komunitas dan struktur yang tersedia, mencerminkan tanggungjawab terhadap keahlian yang ada, serta memperjelas tugas dan tanggungjawab sesuai antara masyarakat ataupun lembaga terkait.
  • Sistem informasi dengan berkoordinasi berhubungan dan tukar informasi untuk menyebarkan peringatan awal mengenai bencana, seperti mengetahui kerentanan dari bencana. Bagi pemerintah atau lembaga yang berfokus pada sistem untuk mendeteksi maupun memberikan informasi mengenai bahaya dari bencana untuk masyarakat di Indonesia.
  • Pusat sumber daya dengan maksud melakukan antisipasi terhadap bantuan dan pemulian yang dibutuhkan secara spesifik, cepat, dan terbuka. Misalnya, bantuan mengenai dana untuk yang terdampak bencana, mekanisme koordinasi peralatan, maupun penyimpanan untuk bantuan.
  • Sistem peringatan. Hal ini merupakan yang terpenting bagaimana membuat sistem peringatan yang efektif dan efisien dalam menyampaikan peringatan kepada masyarakat walaupun tidak tersedia sistem komunikasi yang memadai.
  • Mekanisme respon. Respon yang nantinya muncul terhadap tekanan akan terjadinya bencana akan sangat banyak datang darimana saja (cakupannya luas). Hal ini perlu mempertimbangkan bagaimana mekanisme yang akan disusun secara tepat.
  • Pelatihan dan pendidikan terhadap masyarakat. Hal ini sangat penting agar masyarakat bisa tanggap dan peduli terhadap diri sendiri maupun sekitarnya mengenai kesiapsiagaan terhadap bencana yang datang.
  • Praktek. Tentunya yang terakhir ini perlu dilakukan untuk mempraktikkan hal yang sudah dipersiapkan dalam rencana kesiapsaiagaan terhadap kebencanaan yang nantinya dibutuhkan seperti apa dan bagaimana.

Dengan demikian, kesadaran akan resiko terhadap kebencanaan merupakan hal yang penting dan krusial dalam menjaga keselamatan dan kesejahteraan manusia. Memperhatikan kesiapsiagaan terhadap kebencanaan melibatkan berbagai langkah strategis yang menjangkau berbagai aspek mulai dari pendidikan, pelatihan, perencanaan, koordinasi, hingga praktek. Hal ini pun menjadi esensial dalam melindungi masyarakat serta meminimalkan dampak dari bencana alam yang dapat terjadi dimana dan kapan saja, khususnya di Indonesia.

Daftar Pustaka

BNPB. (2021, Desember 22). Pembelajaran untuk Meningkatkan Kesiapsiagaan Masyarakat Menghadapi Bencana. Diakses pada 3 Januari 2024 dari  https://www.bnpb.go.id/berita/Pembelajaran-untuk-Meningkatkan Kesiapsiagaan-Masyarakat-Menghadapi-Bencana

Hidayati, D. (2008). Kesiapsiagaan masyarakat: Paradigma baru pengelolaan bencana alam. Jurnal Kependudukan Indonesia, 3(1), 69-84.

Pahleviannur, M. R. (2019). Edukasi sadar bencana melalui sosialisasi kebencanaan sebagai upaya peningkatan pengetahuan siswa terhadap mitigasi bencana. Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, 29(1), 49-55.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi. (2017). Modul Manajemen Penanggulangan Bencana Pelatihan Penanggulangan Bencana Banjir. Diakses pada tanggal 4 Januari 2024 dari https://simantu.pu.go.id/epel/edok/6e01a_02._Modul_2_Manajemen_Penanggulangan_Bencana.pdf




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline