Lihat ke Halaman Asli

Rakit Hidupku

Diperbarui: 25 Juni 2015   22:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku diam di keramaian

Di kala kalbu tertutup debu

Seikat senyuman hilang sudah

Hanya tinggal segenggam duka

Ku berlari jauh mencari jawaban

Namun tak tahu pertanyaan apa yang sedang ku pertanyakan

Langkah ku terhenti

Hilang jalan yang telah ku jejaki

Aku terpaku...

Terdiam...

Melihat samudera luas terhampar di hadapanku...

Hanya rakit kecil kumuh yang bertanggah

Kuat kah itu untuk ku

Menemaniku mengayungi samudera nan luas ini

Apakah aku sanggup??

Apakah aku mampu menghadapi samudera itu??

Segelintir pertayaan muncul dalam benakku,

Aku tetap tak yakin...

Namun aku tidak dapak kembali ke belakang

Semua hitam gelap...

Tuhan tolong diriku menyakinkannya

Hidup ini terasa hambar

Rapuh....

Aku lelah....

Hati ku tercabik...

Pikiran ku kacau..

Lepaskan saja tali rakit itu agar bisa membawa ku

Jauh...jauh dari tempat ku...

Jauh...tanpa arah...

Jauh... meninggalkan masa lalu ku

Jauh....dari apapun

Aku ingin sendiri menghabiskan hidupku

Di atas rakit kecil kumuh itu

Merasakan damai dalam jiwa

Namun rusuh dalam pikiranku

Bawalah aku ke tempat abadimu

Di atas rakit kumuh ini

Ku persembahkan hidup ku

Di keabadian kehidupan sesungguhnya

Fira

11:35

29/7/2011

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline