Hallo saya Muhamad Fiqri Amrullah mahasiswa STP Trisakti program study Perhotelan dan saya penerima Beasiswa unggulan dari Kemendikbud tahun 2019.
Desa Tradisional Sade Rambitan merupakan desa yang sudah berdiri semenjak 600 tahun yang lalu. Desa ini ditetapkan sebagai desa wisata semenjak tahun 1989.
Pada masa dahulu masyarakat suku Sasak Sade menganut kepercayaan wektu telu (tiga waktu). Namun seiringnya waktu berjalan dan masuknya agama islam ke pulau Lombok, kini mayoritas penduduk Desa Tradisional Sade beragama Muslim.
Desa sade memiliki luas 5.5 hektar dan bangunan tradisional yang berjumlah kurang lebih 150 buah. Setiap rumah dihuni oleh satu kepala keluarga dan jumlah total penduduk desa sade kurang lebih 700 penduduk.
Tak hanya itu, ada keunikan lain yang mungkin belum kalian ketahui yaitu, penduduk desa setempat membersihkan lantai rumah adat Desa Sade menggunakan kotoran kerbau. Namun, anehnya kotoran kerbau ini tidak berbau karena kotoran kerbau yang masih baru tersebut dicampurkan dengan tanah liat lalu digosokkan ke lantai. Unik bukan?
Biasanya warga setempat membersihkan lantainya dengan kotoran kerbau sebulan sekali. Hal ini yang membuat Desa Sade menjadi satu-satunya desa yang membersihkan lantainya dengan kotoran kerbau. Selain rumah adat, Desa Sade juga terkenal hingga mancanegara karena hasil kerajinan tangannya.
Salah satu kerajinannya yaitu berbahan dasar kayu. Desa Sade Sasak Lombok ini membuat kerajinan kayu yang sangat unik dan indah Di pandang mata. Tidak hanya itu, di Desa ini penduduknya juga membuat kerajinan kain tenun. Kain tenun Desa Sade dibuat oleh kaum wanita yang berada dan bertempat tinggal di Desa Sade. Dalam pembuatannya, kain tenun ini masih menggunakan Cara dan alat tradisional dengan memanfaatkan kelincahan tangan si pembuat.
Inilah yang membuat kain tenun Desa Sade sangat kuat dan tidak mudah robek seperti kain-kain lainnya. Ada beberapa kain tenun yang di buat di Desa Sade yaitu, kain tenun yang bernama sarung, endek, rang-rang hingga songket. Semua kain tenun ini terbuat dari warna yang alami, dengan benang yang kuat, serta kelincahan tangan para penenunnya.
Demikianlah cerita mengenai eksotisme Suku Sasak Sade yang terkenal di Pulau Lombok. semoga budaya kita tidak pernah hilang seiring berkembangnya zaman. Salam Lestari!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H