Lihat ke Halaman Asli

Peran Orang Tua Dalam Menyikapi Sistem Zonasi

Diperbarui: 15 Juli 2019   22:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Zonasi - www.tutwuri.id

Baru-Baru ini  dunia pendidikan dihebohkan dengan adanya kebijakan  Penerapan sistem zonasi yang  diberlakukan dalam proses penerimaan peserta didik baru (PPDB) di sekolah negeri di Indonesia.

Kebijakan tersebut mengundang  polemik diantara masyarakat , pro dan kontra menghiasi media massa yang beredar. Pemerataan   kualitas pendidikan yang diharapkan terjadi di seluruh tanah air, disisi lain memberikan  kekecewan   tidak dapat masuk ke sekolah yang diinginkan. Sehingga, kepercayaan diri  dan motivasi anak  menurun, menyebabkan aspek psikologis anak terganggu. 


Tentu saja orang tua tidak menginginkan hal tersebut terjadi, maka ada beberapa solusi dalam menghadapi kebijakan ini :

1. Luruskan Niat Anak Dalam Mencari Ilmu

Burhanuddin al-Islam Al-Zarnuji menjelaskan bahwa" segala perbuatan tergantung niat, karena niat merupakan sebuah pokok seluruh perbuatan kita" (Burhanuddin, 2012:10).

Niat bagaikan input, didalam kaidah manapun bahwa output itu tergantung input. ketika seorang anak mencari ilmu karena atas dasar ingin diakui oleh orang lain,mendapatkan harta duniawi dan pengakuan dari pemerintah maka jelas outputnya akan seperti itu.

Tanamkanlah niat  kepada anak dalam mencari ilmu lillahi taala, ketika segala perbuatan atas dasar  lillahi taala, maka apapun yang anak lakukan dalam mencari ilmu tidak akan muncul kekecewaan. 

Misalnya timbul kecewa karena tidak mendapatkan hasil yang sesuai dari apa yang diperjuangkan. Anak akan menerima hasil yang didapatkan, mempunyai prasangka baik (Husnudzan) kepada Allah Swt.  serta yakin bahwa Allah Swt. telah menyiapkan sesuatu yang lebih baik .

2. Anak sebagai Pemeran utama Sekolah sebagai Fasilitas

Kesuksesan seorang anak bukan ditentukan karena sekolah, tapi karena semangat dan kesungguhan dalam belajar . "Walaupun diduga keras , sebagian diantara kita merasa bahwa sekolah sebagai satu-satunya sarana pendidikan yang mampu melaksanakan tugasnya dengan baik , tetapi tetap saja tidak akan mampu mendewasakan manusia, lebih-lebih untuk mencapai tujuan pendidikan".  (Shihab, 1994:272)

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline