Lihat ke Halaman Asli

Fiqram Iqra Pradana

Menyukai hal yang berbeda

Berdamai dengan Standar Ilusi Diri

Diperbarui: 11 Desember 2019   15:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Sumber Gambar: Pixabay)

Tak hanya stand up comedy yang berangkat dari keresahan untuk membuat joke agar pecah, sebuah tulisan yang enak dibaca pun itu berangkat dari keresahan, agar merangsang pikiran dan tubuh untuk bertindak segera menyelesaikan masalahnya. Ya minimal menginspirasilah.

Bahkan segala hal hebat dan berguna hari ini, semua pasti berasal dari keresahan. Ya, keresahan. Karena kita resah maka pikiran aktif untuk menuntun tubuh mencari solusi terbaik.

Adakah di dunia ini yang tidak pernah merasakan keresahan? Bahkan Is alias Mohammad Istiqamah Djamad, mantan vokalis Payung Teduh membuat sebuah lagu yang berjudul "Resah". 

Kira-kira potongan liriknya "......aku di sini menunggu dengan sabar, di atas sini, melayang-layang. Tergoyang angin, menantikan tubuh itu". Sebuah lirik lagu tentang keresahan seorang kekasih ketika menunggu untuk berdua. Lagunya enak, tapi sayang tidak bisa dimakan, hihi.

Menurut KBBI Online: resah/re*sah/ a gelisah; tidak tenang; gugup; rusuh hati. Jadi Resah bisa diartikan secara umum sebagai kegelisahan yang membuat seseorang tidak tenang karena disebabkan hal-hal yang mengganggu yang bersifat subjektif yang berasal dari lingkungan. Panjang yah haha.

Tapi pada intinya sih resah itu yah ketidaknyamanan karena lingkungan sekitar sehingga kita jengkel dan jengah ingin menyampaikan keresahan itu.

Jika menyakut masa depan, bukan cuma keresahan yang membuat seseorang menjadi tidak nyaman ada pula khawatir, cemas, dan takut. Semua hal itu berkaitan dengan standar hidup seseorang. 

Makin tinggi standarnya, makin tinggi pula efek keresahan, kekhawatiran, kecemasan, dan ketakutannya yang berujung pada tingkat stres yang tinggi yaitu depresi. Lama-kelamaan jadi gila dan masuk rumah sakit jiwa.

Standar Hidup Orang Waras
Efek dari interaksi adalah inspirasi dan ekspektasi. Jika Inspirasi, maka seseorang yang melalukan interaksi dengan seseorang, baik melalui kehidupan sehari-hari maupun melalui dunia digital, maka akan menimbulkan produktivitas dan pikiran yang positif.

Contohnya kalimat motivasi dari teman atau video inspiratif dari media sosial. Namun jika ekspektasi, maka yang timbul adalah standar baru mengenai suatu harapan atau keyakinan yang diharapkan akan menjadi kenyataan di masa depan. Contohnya ingin memiliki mobil x dan rumah model y di tempat z.

Sebenarnya tidak ada yang salah dengan ekspektasi. Yang salah adalah hidup dalam dunia ekspektasi dan lupa pada dunia sesungguhnya yaitu dunia realita. Di mana hidup tak seindah cerita dongeng dan kisah cinta tak selalu happy ending seperti  film FTV.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline