Lihat ke Halaman Asli

Siti Nur Wafiqoh

Mahasiswa PGMI UIN Sunan Kalijaga 21104080031

ANTOLOGI PUISI DUA NEGARA PENDIDIKAN DAN PERSAUDARAAN SERUMPUN

Diperbarui: 27 April 2024   14:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

SERUMPUN UNTUKKU UNTUKMUoleh : Alfian Eko Widodo Adi Prasetyo

Merpati tanda setia, meliuk terbang perlihatkan kesetiaan
menyisingkan perbedaan, tatap, didik, asuh, asih dan kasih
saut lirih suara anak, ayah aku ingin sekolah. untuk apa anakku, aku harus bagaimana untuk melihat dunia.
Anakku... anakku, kemarilah.
saat kau angkat budaya, kau pegang nilai
mereka akan setia menjunjung, harga diri dan adab dimana kau berpijak

 Teriak (aku anak bangsa, aku bersaudara berbangsa)
sayap kami tidak terikat, generasi bangsa terus jalan dan terbang
lihat aku.... lihat aku disini
menyingsing kesatuan, kebersamaan dan kehormatan.

Aku pendidik, untuk diriku sendiri
berpegang prinsip, mendidik diri, akhlak dan pribadi
membuka mata, jejak sejarah, menyentuh rasa manis sekali, niat berlapang dada, mendidik dengan rasa, menjabat tanpa berbeda
sajak saudara, tak gugur niatku bersama.
lihatlah senyummu adikku, cantik, memerah, menyeka segala penat.

Terbentang jarak, ribuan rasa, tapi kami saudara sakit satu, pikul bersama, kami sambung rasa bersama-sama
Patriot berkata, KENAPA?
Tanah airku ini tanahku, tapi hatiku untukmu saudaraku.
Bukankah kita sama?
Se-rasa, se-mata, se-duka, se-rasa, se-bahagia. Tidak ada yang menjamah kekerasan diatas perbedaan.

Menyebarkan senyum untuk persaudaraan Kuulangi.. dan dengarkan, tak pandang, laut meluap, bumi bergetar, lahar
bergerak
Kenapa kami bersaudara? Orang berkata, wahai anakku.wahai cucuku
dimana kaki berpijak, singsingkan lengan, junjung nilai, adab, dan kemanusiaan
karena kami saudara dan keluarga.

GAPAI MIMPI
Oleh : Aldinol Dedy Wicaksono

Ketika mentari mulai menampakkan diri
sinarnya mulai menghangati semesta
kicauan burung yang mulai terdengar membangunkanku untuk menggapai impian

Kutatap barisan buku-buku yang berjejer di lemari
seolah mereka menyapaku dengan penuh harapan
dan seolah mereka tak rela aku tenggelam dalam mimpi
aku tatap mereka dan berkata "Aku sudah siap"

Aku ambil buku tersebut dan lekas membaca satu langkah awal dalam menggapai mimpi takkan kulepas genggaman impianku ini
demi masa depan yang indah.

ZIARAH ILMU DAN CINTA
Oleh : Siti Fatma Mubarokah

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline