Lihat ke Halaman Asli

MOHAMMAD FIQIJULI

Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang

Mahasiswa UMM Membuat Batik Celup Bersama Remaja Desa Tlekung

Diperbarui: 20 September 2021   12:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. Pribadi

Di masa pandemi Covid-19 seperti sekarang, beberapa tren menjadi populer dan bisa dinikmati oleh masyarakat. Seperti halnya trend motif tie dye yang hadir kembali untuk menarik perhatian publik. Motif yang dihasilkan dari karya teknik ikatan ini bisa dengan mudah kita temui di berbagai item fashion mulai dari kaos, kemeja, sweater hingga masker. 

Tie-dye sendiri adalah teknik pewarnaan kain yang menggunakan metode celup sebagai teknik pewarnaannya. Tie-dye pun bukan barang yang baru di dunia fashion. Tren ini bahkan sempat menjadi metode yang diaplikasikan untuk membuat suatu dekorasi berbasis tekstil di seluruh dunia selama lebih dari 600 tahun.

Diatas merupakan program kerja Pengabdian Masyarakat Oleh Mahasiswa (PMM) Universitas Muhammadiyah Malang. Program kerja yang bertujuan untuk mengenal serta memberitahu kepada para remaja di Desa Tlekung bahwa batik celup motif tie-dye menjadi trend sekarang, terlebih di kondisi pandemi Covid-19 seperti saat ini. Karena tie-dye kembali populer serta banyak yang menyebut tie-dye sebagai produk yang lebih alami dan independen.

Sembari belajar bersama membuat batik tie-dye, kami menjelaskan bahwa trend tie-dye kian menguat di tengah masa pandemi Covid-19. Teknik pewarnaan kain ini dapat menjadi pilihan aktivitas yang dapat memicu timbulnya perasaan bahagia. Bahkan batik tie-dye bisa untuk diperjualbelikan sehingga ini juga bisa menjadi opsi untuk mengisi waktu luang di tengah pandemi Covid-19. 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline