Lihat ke Halaman Asli

Dialog Sepi, mencari arti makna tanpa bertanya

Diperbarui: 12 Desember 2020   21:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Langit pun juga sering berdusta dan wanita yang sulit diterka

"Aku percaya jika setiap orang punya kisah bahagia, aku juga percaya bahwa setiap orang juga punya kisah kelamnya. Dan tulisan ini adalah tentang kisah bahagia yang burujung kelam ku"

Biarkanlah aku awali tulisan ini dengan analogi tentang langit yang sering berdusta. Agar kau bisa dengan mudah memahami apa yang sebenarnya ingin ku sampaikan dalam tulisan ini. Aku tidak mau kau salah memahami tulisan ini. Karena tulisan akan selalu mulitmakna.

....

Kata siapa langit tak pernah berbohong ? si langit juga bisa membohongi kita dengan mendatangkan mendung yang ternyata tak hujan, terik yang ternyata tak panas, dan cuaca yang tidak tertebak lainnya. iya kan ?

Seperti itulah lelaki saat menghadapi wanita. Wanita adalah si langit yang tak tertebak. Menghadirkan bahagia tapi tiba tiba juga bisa hadir membawa resah yang menjadi luka. Seperti kisahku yang bahagia melihatmu menikmati setiap canda tawa yang dilontarkan sewaktu bersama dengannya. Dia yang selalu Merespon setiap wa yang kukirim dengan penuh kehangatan. 

Namun tiba tiba dia bersikap sebaliknya, canda yang sudah kusiapkan sejak lama tak bisa kusampaikan karena dia selalu menolak dan menghindar saat ku ajak bersua. Kehangatan dalam setiap wa perlahan hilang dan berubah menjadi kebekuan dan kekakuan. Sebagai lelaki aku pasti bingung. Apa yang sebenarnya terjadi, kemana dia yang dulu ?

........

Sebentar ! Apakah itu bisa dikatakan jika langit membohongi kita ? bukankan itu salahmu sendiri yang tak bisa mengerti dan memahami langit itu ! karena faktanya langit dengan cuacanya adalah hal yang pasti. Jadi jangan salahkan silangit dengan logika yang tak masuk akal itu !

Sekarang Seperti itulah isi perasaanku tentang dia. Aku tidak lagi menyalahkan dia  karena kamu yang tidak seperti dulu. Itu semua terjadi karena aku yang tak mengerti bahwa sejak awal hatinya tak pernah untuku. Sejak awal dia hanya hadir saat dia merasa sepi menghampiri, dia datang hanya karena aku yang terlalu bodoh menganggap semua responnya adalah balasan sebuah rasa. Nyatanya tidak, dia hanya merasa nyaman oleh sikapmu yang selalu mendatangkan canda dan tawa.

 Nyatanya dia tak pernah berdusta, nyatanya wanita bukan sulit diterka, nyatanya aku yang terlalu berharap dan membohongi diri sendiri dengan menganggapnya juga punya rasa yang sama

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline