Lihat ke Halaman Asli

Metode Cara Memberikan Perintah Secara Efektif

Diperbarui: 31 Januari 2025   17:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Memberikan perintah, sumber foto gramedi.com

Dalam memberikan sebuah perintah, secara bawah sadar manusia akan lebih mudah menerima perintah lunak daripada satu perintah yang bersifat otoriter. Misalnya, seorang ibu memerintah anaknya untuk belajar, "ayo Dik, belajar dulu.!" Kalimat tersebut merupakan perwujudan dari pengguna kata secara otoriter dan sadar. Yang biasanya terjadi adalah anak akan mengatakan "tidak", "nanti", atau malah bertanya, "untuk apa belajar?". Penolakan ini merupakan hak yang alami sebagai bentuk respons atas adanya perintah langsung. Entah karena malas, enggan, sudah merasa pintar, suka meremehkan, ataupun segudang alasan lainnya.

Tetapi, bila kita menambahkan sebuah perintah lunak, lalu menggabungkan dengan kata "dan" pada perintah pertama, maka segalanya akan terasa berbeda. Misalnya, "Ayo Dik, belajar dulu dan siapkan buku pelajaranmu!" Kalimat perintah, "siapkan buku pelajaranmu" adalah perintah terselubung yang berfungsi untuk melunakkan perintah pertama di dalam pikiran bawah sadar manusia.

Percaya atau tidak, penggabungan dua kalimat perintah menggunakan kata "dan" ternyata lebih bisa diterima dalam alam pemikiran manusia ketika ia sedang menerima perintah.

Kenapa bisa begitu? Hal ini karena dua perintah yang diterima akan membuat perintah tersebut terkesan lebih lunak atau mudah karena tidak tertuju pada satu hal. Dengan metode ini, kita akan mendapatkan dua hal positif sekaligus tanpa terkesan memaksa orang yang diperintah.

Anda pun dapat menggunakan untuk berbagai macam perintah. Sesuaikan saja dengan keinginan anda. Misalnya, "Berdirilah dan berjalanlah ke sini", "Majulah dan tataplah wajah saya", dan sebagainya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline