Lihat ke Halaman Asli

Penerapan Pembelajaran Model PjBL dengan Eksperimen untuk Meningkatakan Motorik Halus Anak Kelompok A

Diperbarui: 3 Februari 2024   01:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Penerapan Model Pembelajaran PjBL Dengan Eksperimen Untuk Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Kelompok A 

 

 

A.Pendahuluan 

 

Anak usian dini merupakan masa emas untuk belajar, sehingga disebut dengan (golden age). Pendidikan anak usia dini sangat penting untuk menstimulasi yang bersifat menyeluruh untuk mengoptimalkan aspek aspek perkembangan anak melalui kegiatan belajar seraya bermain. Salah satu aspek perkembangan anak usia dini adalah fisik motorik halus.

            Keterampilan fisik motorik halus yaitu gerakan terbatas dari bagian bagian meliputi otot kecil, terutama dibagian jari tangan, seperti menulis, menggunting, menggambar, dan memegang dari ibu jari dan telunjuk. Keterampilan motorik halus ini sangat penting ditingkatkan karena secara tidak langsung perkembangan motorik anak sangat menentukan keterampilan dalam geraknya.

            Berdasarkan observasi peneliti di TK Nurul Huda II mendong keterampilan motorik halus anak kelompok A belum berkembang secara optimal. Hal ini dapat dilihat dari anak belum terbiasa menggunakan gunting, anak belum mampu mengkoordinasikan mata dan tangan, anak belum  mampu mewarnai gambar dengan rapi.

Menurut junita, dkk (2021) pembelajaran project based learning dapat mengembangkan keterampilan motorik halus anak dengan cara yang menarik dan menyenankan bagi anak 

Menurut Ratmi, I, dkk (2022:17-20) faktor penyebb fisik motik halus anak belum berkembang yaitu media yang digunakan kurang bervariasi sehingga anak kurang tertarik dalam kegiatan yang mengembangkan aspek motorik halus. Kegiatan yang dilakukan hanya berpaku pada pensil, buku, crayon, kertas lipat. Menurut agustina (2018) faktor penyebab motirik halus anak belum berkembang adalah kurangnnya stimulasi keterampilan motorik halus anak dapat menimbulkan gerak tangan anak kaku sehingga perkembangan belum dapat berkembang dengan optimal. Rahmawati dan sutini (2015) mengungkapkan bahwa faktor penyebab fisik motorik halus anak belum berkembang kurangnya kesempatan anak bereksplorasi pada berbagai media serta kurang variatif kegiatannya.

Setelah dilakukan analisis terhadap hasil kajian literatur dan wawancara serta melalui observasi/pengamatan dapat diketahui bahwa kemampuan motorik halus anak belum berkembang secara optimal yaitu kurangnya stimulasi yang diberikan dalam aspek perkembangan motorik halus anak, media yang digunakan juga kurang bervariasi sehingga kurang menarik minat anak.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline