Dinamika sosial di kelompok masayarakat dapat disebabkan oleh berbagai faktor, salah satunya yaitu faktor biologis. Contoh dari faktor biologis yang kini sedang dirasakan oleh masyarakat adalah persebaran virus Covid-19. Pandemi Covid-19 secara luas memberikan efek domino pada aspek kehidupan masyarakat. Mulai dari ekonomi, politik dan sosial budaya.
Kebijakan PSBB membuat masyarakat harus melakukan aktivitas mereka secara terbatas dan memanfaatkan teknologi informasi untuk menunjang kegiatan sehari-hari. Masyarakat dianjurkan untuk selalu berada di rumah guna mencegah persebaran Virus Covid-19.
Sekolah, perkantoran, fasilitas umum hingga berbagai tempat kegiatan ekonomi ditutup dan dibatasi. Hal ini tentu berpengaruh pada pergerakan usaha mikro kecil menengah (UMKM) di Indonesia.
Dalam UU No 20 Tahun 2008 disebutkan bahwa UMKM adalah usaha perdagangan yang dikelola oleh perorangan yang merujuk pada usaha ekonomi produktif dengan kriteria yang sudah ditetapkan undang-undang. Tercatat pada masa pandemi daya beli masyarakat menurun. Hal ini tentu berdampak pada pendapatan UMKM yang harus mengalami kerugian.
Banyak UMKM di Indonesia yang harus gulung tikar karena tidak sanggup bertahan menghadapi perubahan yang terjadi secara besar ini. Sementara itu jalan lain yang harus ditempuh oleh berbagai UMKM di Indonesia antara lain adalah menghemat biaya produksi, mengurangi jumlah produksi hingga memangkas jumlah karyawan.
UMKM merupakan sektor industri terbesar yang mampu menyerap sumber daya manusia di wilayah domestik. Terutama di tengah banyaknya angka tenaga kerja saat ini. Maka dari itu, sebenarnya UMKM menjadi harapan bagi semua orang untuk mampu menyokong ketahanan ekonomi di masa Pandemi.
Sebelum Pandemi Covid-19 melanda, perkembangan UMKM di Indonesia mulai berjalan ke arah yang positif. Namun, setelah hadirnya Pandemi, tercatat 56,8% UMKM berada dalam kondisi buruk dan hanya 14,1% UMKM yang masih berada kondisi baik. Sebanyak 82,9% UMKM mengalami dampak negative dari Pandemi Covid-19.
Berdasarkan survei Asian Development Bank (ADB) lebih dari 60% usaha mikro kecil ini sudah mengurangi tenaga kerjanya. Akibatnya banyak orang yang harus kehilangan pekerjaan mereka dan angka pengangguran serta angka kemiskinan bertambah di masa Pandemi. Hl ini tentu mengkhawatirkan, mengingat UMKM dianggap memiliki potensi besar untuk bisa menyelamatkan kesehatan di sektor ekonomi Indonesia.
Pelaku UMKM konvensional (offline) merupakan pihak yang paling terdampak dari hadirnya Pandemi Covid-19. Karena pebatasan jarak dan kegiatan sosial membuat orang-orang enggan untuk berpergian ke luar dan melakukan interaksi. Termasuk salah satunya adalah kegiatan jual beli. Masyarakat mulai berpindah ke e-commerce.
Maka dari itu, di sisi lain Pandemi Covid-19 tidak terlalu berpengaruh besar kepada para pelaku UMKM yang sudah melaksanakan usahanya secara online. Kegiatan transaksi secara online di Indonesia meningkat pada masa pandemi. Masyarakat merasa lebih aman dan juga hal ini dilakukan sebagai bentuk pelaksanaan kebijakan pemerintah.
Dinamika yang terjadi pada UMKM Indonesia dapat dianalisis secara makro. Kurt Lewin mencetuskan konsep Forced Filed Analysis untuk menganalisis dinamika organisasi. Forced Filed Analysis adalah teknik analisis dengan menggunakan dua variabel sudut pandang untuk menentukan perubahan organisasi. Kedua variabel tersebuta diantaranya adalah driving forces yaitu kekuatan yang mendorong adanya perubahan dan restraining forces yaitu kekuatan yang menghambat perubahan.