Lihat ke Halaman Asli

Fintecher

Penikmat Pasar Modal

Memilih Aplikasi Keuangan yang Aman

Diperbarui: 25 Juli 2017   11:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beragam aplikasi keuangan (Foto: http://www.android-indonesia.com)

Makin modern dan beragamnya jenis serangan para hacker, ternyata tak  membuat lembaga atau perusahaan jasa keuangan tinggal diam.

Perkembangan aplikasi FinTech (Financial Technology) di Indonesia benar-benar semakin semarak. Masyarakat dihadapkan pada banyak pilihan aplikasi keuangan. Sayangnya, masyarakat belum teredukasi dengan baik untuk memilih produk fintech yang benar-benar bermanfaat. Nah, sebelum mengunduh aplikasi keuangan di perangkat ponsel pintar, ada baiknya kita tahu kebutuhan diri sendiri, kegunaan aplikasi, fitur aplikasi yang lengkap, dan jaminan keamanannya.

Banyak dari kita kadang masih belum memahami kebutuhan diri sendiri dengan baik. Banyak kebutuhan yang dalam praktik keseharian dicampur-adukkan dengan keinginan. Padahal, kebutuhan sifatnya lebih mendasar, sementara keinginan belum tentu sesuatu yang benar-benar dibutuhkan. Kebutuhan adalah hal-hal yang harus Anda miliki agar bisa bertahan seperti makanan dan tempat berlindung, sedangkan keinginan adalah sesuatu yang muncul dalam hasrat untuk dimiliki, namun tidak memiliki pengaruh terhadap kelangsungan hidup. Dengan mengetahui kebutuhan yang sesungguhnya, kita lintas mulai bisa melirik aplikasi keuangan modern yang akan membantu kita memudahkan dalam pemenuhan kebutuhan.

Setelah mulai tertarik untuk memilih aplikasi, alangkah baiknya kita mengerti betul kegunaan aplikasi yang akan dipilih. Jangan sampai kita memilih produk fintech yang abal-abal. Ingat, jangan pernah tergoda karena subuah judul atau nama app. Sangat disarankan, kita tidak mengunduh aplikasi yang macam-macam untuk menjaga aman ponsel android dan terlebih demi amannya transaksi keuangan.

Sebelum mendownloadaplikasi dari situs resmi, mengetahui kelengkapan fitur yang ditawarkan sangat dianjurkan. Fitur yang lengkap biasanya memiliki fungsi yang lebih efektif.

Untuk yang terakhir yaitu terkait jaminan keamanan, masyarakat kita banyak yang belum menyadarinya dengan baik. Pertumbuhan, dinamisme, dan kompleksitas ekosistem keuangan digital tak dipungkiri dikuntit para hacker dengan beragam senjatanya yang terus diperbarui. Kebanyakan target para hacker memang lembaga atau perusahaan jasa keuangan karena target mereka memang mencuri uang. Jenis-jenis serangan cyber meliputi serangan DDoS (Distributed Denial of Services), Phishing dan Malware atau Ransomware.

Wujud nyata dari serangan DDoS ini yaitu serangan jaringan dengan data sebesar 1.5 Tbps dengan tujuan melumpuhkan layanan online lembaga atau perusahaan jasa keuangan. Serangan DDoS  dengan generasi botnetsnya dengan istilah "zombie computer" menyerang client server hingga sistem peer-to-peer. Selanjutnya, botnets menyisipkan malware untuk pijakan aksi serangan selanjutnya.

Scam atau pencurian data muncul dengan berbagai variasinya mulai dari situs (website) tiruan hingga phishing dengan model terang-terangan yaitu langsung menghubungi korban. Situs palsu dirancang sedemikian rupa menyerupai situs resmi lembaga atau perusahaan jasa keuangan. Situs palsu menargetkan data-data penting seperti: Username, Password, Nama Rekening, Nomor Rekening, dan data--data pribadi lainnya. Modus lain dari phishing yaitu mengirimkan email, SMS hingga menelpon calon korban. Tujuan awal phishing yaitu mencuri data login nasabah dan selanjutnya melakukan aktivitas seperti layaknya nasabah biasa. Sementara itu, malware atau ransomware biasanya mengunci database dan sistem. Setelah database dan sistem dikuasai, para hacker meminta uang tebusan.

Makin modern dan beragamnya jenis serangan para hacker, ternyata tak membuat lembaga atau perusahaan jasa keuangan tinggal diam. Mereka sadar, pencegahan menjadi jaminan dan kunci kepercayaan, seperti yang dilakukan IndoPremier di produk terbarunya yang bernama IPOTPAY.

Kalau kita cermati lebih dalam, ternyata tim IT mereka sukses melakukan inovasi dan kreasi sistem keamanan agar masyarakat nyaman melakukan transaksi digital mulai dari bayar, beli hingga transfer dana. Berlapis-lapis sistem keamanan dirancang sedemikian rupa di layanan fintech platform mereka.  Uniknya, sistem keamanan ini selangkah lebih maju dari dunia perbankan.

Kalau di dunia perbankan dikenal sistem keamanan 2 Factor Authentication (2FA) yaitu level password dan level OTP, fintech ini menyodorkan 3 Factor Authentication (3FA) atau three layer security yaitu level password, randomized numerical PIN dan OTP (One Time Password).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline