Lihat ke Halaman Asli

Implementasi Kebudiluhuran dalam Kurikulum Merdeka

Diperbarui: 5 September 2024   21:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Pendidikan memiliki peran strategis dalam membentuk karakter dan kepribadian peserta didik. Salah satu aspek penting dalam pendidikan adalah nilai-nilai yang ditanamkan kepada siswa, termasuk nilai-nilai kebudiluhuran. Nilai kebudiluhuran merupakan Kebudiluhuran terdiri dari dua kata yaitu budi dan luhur. Kata budi berhubungan dengan aspek kejiwaan yang terdiri dari unsur cipta, rasa dan karsa sedangkan luhur artinya mulia atau terpuji. Kebudiluhuran menyangkut prilaku seseorang.

Dalam konteks pendidikan di Indonesia, penerapan nilai kebudiluhuran menjadi semakin relevan dengan diterapkannya Kurikulum Merdeka. Kurikulum Merdeka, yang dirancang untuk memberikan fleksibilitas dalam proses belajar mengajar dan menekankan pada pembentukan profil pelajar Pancasila, menuntut integrasi nilai-nilai kebudiluhuran ke dalam setiap mata pelajaran dan kegiatan pendidikan. Kurikulum ini diharapkan mampu mencetak generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki kecerdasan spiritual dan emosional.

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji bagaimana implementasi nilai kebudiluhuran dalam Kurikulum Merdeka diterapkan di sekolah-sekolah. Fokus utama penelitian ini adalah memahami strategi yang digunakan oleh para pendidik dalam mengintegrasikan nilai kebudiluhuran ke dalam pembelajaran, tantangan yang dihadapi, serta dampaknya terhadap perkembangan karakter siswa. Melalui kajian ini, diharapkan dapat ditemukan praktik-praktik terbaik yang dapat dijadikan acuan dalam memperkuat nilai kebudiluhuran dalam pendidikan di Indonesia.

Selain itu, penelitian ini juga akan mengkaji persepsi guru dan siswa terhadap pentingnya nilai kebudiluhuran dalam kurikulum serta bagaimana nilai-nilai tersebut diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan dalam pengembangan kurikulum yang lebih holistik dan berorientasi pada pembentukan karakter yang luhur.

Namun, implementasi nilai kebudiluhuran dalam Kurikulum Merdeka tidak lepas dari berbagai tantangan. Tantangan tersebut dapat berupa kesulitan dalam menyusun materi ajar yang relevan dan kontekstual, keterbatasan pemahaman dan kesiapan guru dalam mengajarkan nilai-nilai kebudiluhuran, serta perbedaan latar belakang budaya dan agama di antara siswa yang bisa mempengaruhi penerimaan dan pemahaman mereka terhadap nilai-nilai ini. Oleh karena itu, penelitian ini juga akan mengeksplorasi solusi dan pendekatan inovatif yang dapat diadopsi untuk mengatasi tantangan-tantangan tersebut.

Di sisi lain, dampak positif dari integrasi nilai kebudiluhuran dalam kurikulum diharapkan dapat membentuk siswa yang memiliki kesadaran spiritual yang tinggi, etika yang kuat, dan kemampuan untuk mengaplikasikan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini penting untuk menciptakan masyarakat yang harmonis dan berkeadaban, di mana setiap individu memiliki tanggung jawab moral dan spiritual yang mendalam.

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan baru bagi pembuat kebijakan, pendidik, dan masyarakat luas mengenai pentingnya integrasi nilai kebudiluhuran dalam pendidikan. Selain itu, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar bagi pengembangan kurikulum yang lebih inklusif dan adaptif terhadap kebutuhan zaman, tanpa mengabaikan esensi nilai-nilai luhur yang menjadi fondasi dalam membangun karakter bangsa.

METODE

John Dewey Dilansir dari buku Filsafat Pendidikan Islam (2019) karya Sudarto, definisi pendidikan menurut John Dewey adalah sebuah proses pengalaman. Baginya, pendidikan membantu pertumbuhan batin tanpa dibatasi usia. Sebab, proses pertumbuhan meliputi penyesuaian pada tiap fase kecakapan seseorang. Ki Hadjar Dewantara Dikutip dari buku Manajemen (2013) oleh Husaini Usman,Pendidikan adalah upaya untuk memajukan bertumbuhanya budi pekerti (kekuatan batin dan karakter), pikiran, serta tubuh anak."Langeveld Dalam buku Dasar-dasar Ilmu Pendidikan (2017) karya Syafril dan Zelhendri Zen, berikut definisi pendidikan menurut Langeveld: "Pendidikan adalah bimbingan yang diberikan orang dewasa kepada anak untuk mencapai kedewasaan dalam perkembangannya." Langeveld menjelaskan bahwa pendidikan itu ditujukan untuk membentuk karakter anak agar cakap dalam melaksanakan tugasnya. Dalam pembelajaran di sekolah guru tidak hanya menjelaskan tentang pelajaranpelajaran teori melainkan juga mempraktekkannya dalam dunia nyata. Seorang guru harus kreatif dalam menanamkan karakter pancasila yang baik untuk muridnya. Seorang siswa akan mencerminkan karakter yang ada pada gurunya. Oleh karena itu seorang guru harus memberikan contoh karakter yang baik juga agar siswa termotivasi untuk memiliki karakter baik dalam dirinya.

Karakter pancasila merupakan karakter yang harus dimiliki para pemuda bangsa guna menjadi warga negara yang baik dan cerdas dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Karakter pancasila meliputi nilai kebudiluhuran yang diterapkan dalam kehidupan. Dalam menanamkan karakter ketuhanan dalam diri peserta didik  strategi yang dapat dilakukan guru adalah Nilai kebudiluhuran yang terdapat dalam pancasila yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari yaitu menjalankan ibadah sesuai ketentuan syariat agama yang diyakini dan bersikap toleransi kepada pemeluk agama lain. Penerapan nilai kebudiluhuran sangat mencerminkan karakter yang baik untuk ditanamkan dalam diri peserta didik. Oleh karena itu, para guru menanamkan nilai kebudiluhuran dalam bentuk kegiatan seperti salat duha akbar, peringatan maulid nabi, serta kegiatan kerohanian yang lain.

Implementasi profil pelajar pancasila terdapat beberapa indikator-indikator yang harus dipahami, yang pertama adalah iman, taqwa, dan akhlak mulia, dan yang kedua adalah keragaman dunia, ketiga bernalar kritis, keempat kreatif yang dalam proses implementasinya menggunakan metode untuk penguatan profil pelajar pancasila, yakni dengan memasukan profil pelajar pancasila dalam mata pelajaran sehingga pembiasaan supaya peserta didik paham akan pentingnya profil pelajar pancasila baik secara tersurat maupun tersirat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline