Lihat ke Halaman Asli

Love

Diperbarui: 17 Juni 2015   17:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Cinta itu datang tanpa kita sadari

Cinta itu menghampiri dengan berbagai cara

Cinta tak pernah pandang bulu,

dia mendekati siapa saja,

dia menyatu dengan jiwa siapa saja

Dia menetap semaunya,

tanpa pernah ada toleransi sedikit pun

Kenapa cinta?

Kenapa kau harus singgah dalam kalbuku?

Kenapa kau sentuh aku dengan kelembutanmu,

ketulusanmu, dan kehangatanmu

Dan kenapa disaat aku tersihir olehmu,

kau pergi meninggalkanku,

pergi jauh dariku

Apa kau pikir disaat sayap-sayapku telah patah karenamu,

aku mampu terbang mencari cinta yang lain?

Disaat kakiku telah letih menyusuri jalan kalbumu,

disaat tanganku tak mampu meraihmu,

kau pergi meninggalkanku tanpa segores senyum di bibirmu

Apa itu?

Apa itu dirimu yang sebenarnya cinta?

Jika memang itu adanya,

Cinta yang dulunya indah dimataku,

sekarang menjadi kelabu

Cinta yang dulu kurasa hangat,

ternyata dingin menusuk tulang-tulangku yang rapuh

Cinta yang dulu kulihat penuh warna,

kini hanya tinggal putih dan abu-abu,

tak menentu, berkabut

Jika bisa kuputar waktu,

tak ingin kumengenalimu

Tapi apa daya manusia sepertiku?

Mereka bilang aku tanpamu bagai butiran debu di padang pasir,

yang sedikit demi sedikit hilang diterbangkan angin gurun

Tanpa ada perlawanan sedikit pun,

aku pasrah diterbangkan angin,

Tanpa tahu dimana dan kapan aku akan dititipkannya

Entah itu nanti ditempat asing,

yang membuatku resah

Atau di atas air,

yang akan menjadikanku tiada,

sebelum sempat menyampaikan padamu,

bahwa betapa aku telah jatuh karena cinta

Kehidupan terasa kosong,

hati, jiwa, dan raga terasa jauh meninggalkanku

Itu semua karena aku telah jatuh cinta padamu,

Sosok misterius dalam ingatanku,

Sosok semu dalam penglihatanku

Tapi dibalik itu semua,

tidak bisa kupungkiri,

bahwaku benar-benar telah jatuh,

karena panah cintamu telah menghujam jantungku,

merasuk dalam kalbu dan diam dalam ingatanku

Aku benar-benar terlanjur mencintaimu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline