Lihat ke Halaman Asli

Perempuan Sasak

Perempuan Sasak

Untuk Adikku Sayang dan Semua Adik di Dunia

Diperbarui: 14 Maret 2020   23:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Hari ini mungkin kamu bahagia, begitu bahagia. Kamu bisa melakukan banyak hal di usia mudamu dengan gembira. Tidak ada interupsi dari orang sekitarmu. Karena hari ini adalah fase di mana kebahagiaan datang dari segala penjuru. Tidak ada hal-hal yang menyita pikiranmu dan membuatmu tidak bisa tidur atau menangis berlama-lama.

Sampai suatu hari waktu berjalan seperti melambat. Orang-orang tidak lagi semanis dulu, orang tua semakin memberimu opsi-opsi yang kadang tidak pernah terpikirkan sebelumnya, begitu pun dengan lingkunganmu.
Semua mendadak berubah. Kamu sudah mulai memikirkan bagaimana menjadi begini dan begitu, bagaimana menjadi baik, bagaimana jika perbuatanmu berdampak pada keluarga, lingkungan, dll. Tanpa sadar kamu memaksakan diri untuk terus memuaskan keinginan semua orang. Langkahmu semakin sempit, Kamu semakin takut untuk mengambil keputusan. Bahkan pelan-pelan kamu tidak lagi mengenali siapa diri kamu yang sebenarnya.

Dear adikku...
Dewasa itu pilihan.
Suatu hari kamu akan berada pada fase di mana kamu dituntut untuk lebih dewasa. Bagaimana bersikap dan mengambil keputusan. Karena kita adalah produk sosial yang tidak hidup sendiri. Kita berada di lingkungan, semua orang seperti CCTV. Merakam semua hal tentang kita. Kadang keseluruhan, kadang tidak penuh karena sengaja dipotong-potong untuk berbagai kepentingan.
Selamat ini adalah permulaan hidup! Jangan anggap semua hal sebagai masalah besar. Jangan gugup mengahadapi hidup, karena masalah datang untuk diselesaikan bukan untuk membuatmu terpuruk atau semakin tidak mengenali dirimu sendiri. Yang harus kamu lakukan adalah.

Pertama: Jangan kurangi rasa cintamu pada keluarga, terutama pada ibu juga bapak. Karena mereka adalah orang tua terbaik yang akan selalu membuka tangannya untukmu bahkan saat seisi dunia mengutukmu sekali pun. Mungkin suatu hari kamu akan kesal dan menemui beberapa temanmu yang kamu anggap seperti keluarga sendiri dan tinggal di rumahnya. Ingatlah, dia hanya temanmu. Kamu tidak mungkin tinggal selamanya bersama. Kalian punya kehidupan sendiri. Tapi lihat orang tua, semarah apa pun beliau, dia tidak akan pernah mengusir atau memintamu pergi jauh dari rumah.

Suatu hari ketika dewasa mungkin kamu akan letih dengan semua hal. Karena kita manusia setiap hari masalah begitu semakin kompleks, lalu kamu memutuskan untuk merantau atau jauh saja dari rumah. Memulai sesuatu yang baru, berada di lingkungan dimana kamu bisa merasa dicintai dan diterima sesuai dengan yang kamu inginkan. Sekali lagi jika semua itu kamu lakukan, jangan kurangi rasa cintamu kepada orang tua. Kadang kita tidak mengerti bagaimana orang tua berpikir, yang pasti setiap orang tua ingin yang terbaik untuk anak-anak mereka.

Tetap baik padanya, lakukan apa yang membuatnya bahagia. Semakin tua, orang tua harus semakin dimengerti, bukan kewajiban mereka untuk mengerti kamu. Yang harus kamu lakukan tetap berbuat baik padanya, bahkan jika ada masalah besar anggap saja seperti tidak pernah terjadi apa-apa. Jangan sekali-kali kurangi rasa cintamu pada mereka. Orang tua tak pernah salah, sebagai seorang anak kita hanya perlu memahami mereka.

Pesanku yang ke dua;
Jika suatu hari kamu dibenci oleh orang lain, sahabatmu, tetanggamu, sahabatnya tetanggamu, atau siapa saja. Maafkan mereka, selalu maafkan mereka. Harga dirimu tidak akan pernah dilukai hanya karena kamu memaafkan orang lain. Kamu tidak perlu mengotori mulutmu untuk membalas mereka, kamu tidak perlu menggunakan tanganmu untuk meyakinkan siapa pun kamulah yang benar dan dialah yang salah. Kadang hidup memang seperti itu. Kebaikan dan kesalahan seperti abu-abu. Ingat pesan ibu "Jika orang menyakitimu, jangan balas. Biar Tuhan yang balas" Masyarakat memiliki fungsi sebagai kontrol sosial. Tapi yang paling dan lebih tahu dirimu adalah dirimu sendiri. Kamu tidak bisa menjadi apa saja. Bukan tugasmu memuaskan keinginan semua orang. Lakukan apa yang ingin kamu lakukan, selama kamu yakin itu baik dan tidak merugikan orang lain terutama dirimu sendiri dan keluarga.

Jika dari buku-buku atau artikel yang kamu baca, mungkin akan kamu temui kalimat ini "Cintai dirimu terlebih dahulu" Tapi pesanku padamu lengkapkan kalimat itu menjadi "Cintai dirimu dan orang tuamu terlebih dahulu" karena sebaik-baik tempat pulang sejauh apa pun kakimu melangkah di dunia ini adalah pelukan orang tua. Dengan doanya membukakanmu banyak pintu. Termasuk mengetuk pintu langit untukmu.
Sekali-kali jangan pernah kurangi rasa cintamu padanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline