Lihat ke Halaman Asli

Perempuan Sasak

Perempuan Sasak

Puisi | Sudahkah Bangun dan Mandi Pagi, Dik?

Diperbarui: 16 Agustus 2019   09:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumen pribadi (Lagi nyari kutu)

Pada suatu masa dari gelap yang paling, ada kau yang selalu menerangi.
Saat kegelisahan menyergap, kau selalu datang tanpa salah alamat.
Kau selalu ada sebagai penenang di kala otak terisi penuh oleh sepi, juga sunyi.
Kau yang selalu mendukung tanpa henti, saat diri sendiri bahkan merasa tak punya arti.

Darimu aku belajar menjadi baik.
Meski sisi baik dalam diriku, sewaktu-waktu goyah dengan pembenaran yang kadang kubuat-buat.
Aku hanya, aku hanya, aku hanya!
Ah! Betapa tololnya diriku ini.
Tanpa kujelaskan tentu kau lebih paham dan mengerti.
Tapi percayalah, darimu aku terus belajar.
Belajar menjadi yang selalu dikasihi, juga patut dibanggakan.

Darimu aku belajar arti ikhlas, meski pun kita sama-sama tahu kata ikhlas tak cukup jadi obat atas apa-apa yang telah lepas.
Darimu aku belajar arti pengorbanan, tanpa harap segala jenis balas.
Karenamu mimpi-mimpi itu terus hidup!
Kau selalu percaya. Bahkan saat aku sendiri merasa sedang mengigau, hamipir terlelap.

Tak ada yang setulus dirimu!
Menemaniku dalam segala jenis duka.
Dari duka yang paling tawa, sampai mentikkan air mata.
Tak ada yang sesabar dirimu dalam menemaniku.
Hati yang paling lapang adalah hatimu.
Tempat menanak sepi dan menyusun mimpi-mimpi.

Teruslah begitu.
Aku harap tak ada yang akan pernah berubah darimu.
Meski waktu dan tempat memaksamu untuk itu.
Tetaplah menjadi perempuan setabah Ibu, sebaik Ayah.
Ibu yang sedikit cerewet, tapi membuat kita selalu  rindu akan rumah.
Ayah yang sedikit keras, tapi mampu membuat kita menjadi perempuan yang mandiri.

Jangan pernah putus asa!
Seperti katamu tak ada yang tak mungkin atas apa-pa yang diupayakan bahkan gunung yang katanya tinggi, mampu kita taklukkan.
Aku masih, dan akan selalu percaya suatu hari impian itu akan terwujud.
Bahkan tanpa kita harus bersusah payah memintanya.
Sudahkah bangun dan mandi pagi, dik?




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline