Lihat ke Halaman Asli

finiez habeahan

Menulis adalah cara sederhana untuk berbagi

Ciri-ciri dan Cara Mengatasi Curving Relationship

Diperbarui: 22 Juli 2024   22:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pixabay.com

Sebagai mahluk sosial tentu kita harus menjalin relasi dengan orang banyak. Baik secara personal maupun kelompok. Namun adalah suatu kenyataan bahwa kita tidak selalu in dengan semua orang, tidak selalu terbuka kepada semua orang. Secara tidak sadar kita membuat batas-batas atau trik untuk menghadapi seseorang.

Namun, dalam kebersamaan kita sering bingung. Saya sendiri mengalami hal ini, mengalami kepura-puraan. Terkadang orang lain pura-pura baik terhadap kita, ada juga yang tulus ingin berteman dengan kita, dan sebaliknya kita melakukan hal yang sama kepada orang lain.

Saat ini saya memiliki sebuah kisah seputaran relasi. Saya memiliki seorang teman yang bagi saya merupakan support sistem. Hal ini berjalan baik dalam beberapa waktu. Namun, untuk saat ini saya bingung dengan dirinya apakah ia tulus menerima kehadiran saya sebagai teman atau tidak ? Saya mencoba merefleksikan perlakuan ataupun sikapnya terhadap saya yang semakin hari semakin membingungkan. Saya menyimpulkan barangkali ini yang disebut dengan istilah Curving Relationship.

Curving adalah penolakan secara halus yang dilakukan orang lain, hal ini terjadi karena seseorang tidak tertarik untuk berteman dengan kita. Orang yang melakukan curving  seringkali menggantungkan harapan kita yang membuat kita sulit berpaling darinya. Sepertinya ini lebih menyakitkan daripada ghosting ya teman-teman.

orang yang melakukan curving akan tetap memberi respon seperti membalas chat hanya saja memang terkesan slow respon. Intinya dia akan mengulur waktunya,ketika ditanya alasannya kenapa ? jawabannya hanya satu yaitu sibuk atau pesanmu tertumpuk dan terjadi berulangkali.

Kemudian disaat kita berkomunikasi dengannya, kita dituntut untuk selalu membuka topik pembicaraan, dan tidak akan pernah memberikan respon yang kita harapkan,sebisa mungkin dia akan memberikan jawaban sesingkat mungkin atas topik yang sebenarnya bisa jadi obrolan panjang. Ketika kita berkomunikasi dengannya layaknya seperti seorang wartawan yang sedang mewawancarai.

Bukan hanya sampai disitu teman-teman, orang yang melakukan curving jarang memberi effort. Kita melulu yang memberikan effort,yang membuat kita capek sendiri. Rasa-rasanya berusaha sendirian, berjuang sendirian dan hal ini akan membuat kita semakin bingung dengan sikapnya, sebenarnya maunya apa sih ?

Paling parahnya itu teman-teman sering batalin janji. Lagaknya saja seperti ingin sekali untuk menolong dan lain sebagainya yang nyatanya sama sekali tidak ingin. Ada saja alasan dibuatnya agar janji tinggal janji, yang lebih mengecewakan teman-teman saat kita minta tolong untuk melakukan sesuatu, sudah di iyakan tapi yang terjadi adalah diam seribu bahasa tanpa tindakan. Tentu saja hal ini tidak hanya sekali tapi berulang kali.

Sikap tertutup yang dimiliki membuat kita down. Misalnya ketika saya bertanya, kamu sebenarnya senang tidak berteman dengan saya ? maka sebisa mungkin dia akan mengalihkan pembicaraan atas pertanyaan saya atau bisa jadi tidak respon sama sekali. Bahkan dia akan membiarkan saya ngomel sendiri dan pembicaraan berakhir begitu saja.

Nah, teman-temanku yang baik hatinya, jika kamu menemukan tipe pribadi seperti yang saya  kisahkan diatas, disini saya berbagi tips yang mungkin membantu kita  untuk mengatasi curcing relationship. Hal ini terjadi bukan saja dikalangan yang berelasi khusus tetapi terutama untuk kita yang berelasi dengan banyak orang baik dalam dunia pekerjaan maupun lingkungan sekitar.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline