Lihat ke Halaman Asli

finiez habeahan

Menulis adalah cara sederhana untuk berbagi

Red Flag terhadap Diri Sendiri, Ini Tandanya!

Diperbarui: 21 Juli 2024   22:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Dikalangan anak muda kata red flag begitu populer. Istilah Red flag atau tanda bahaya dalam hubungan mengacu pada tanda peringatan yang menunjukkan perilaku tidak sehat atau manipulatif. Selain itu, istilah red flag juga sering kali digunakan dalam percakapan seputar hubungan yang beracun (toxic) atau penuh kekerasaN.

Pengalaman saya ketika mendampingi anak-anak yang masih tergolong remaja sudah mengalami hal ini. Tentu hal ini menjadi sebuah keprihatinan bagi saya karena diusia yang masih sangat muda belum waktunya untuk red flag terhadap diri sendiri. Saya mau bahwa diusia muda anak-anak remaja mestinya masih dalam tahap mengisi diri sendiri, mempersiapkan diri untuk menuju dewasa dengan berbagai pengetahuan yang berguna.

Namun apa daya sebagai seorang pendamping hanya bisa menolong dan mengerahkan mereka. Tentu yang menjadi penentu adalah diri sendiri. Barangkali teman-teman ingin tahu juga red flag itu seperti apa ? bahayanya terhadap diri apa? dan gejalanya apa saja? Nah, berdasarkan pengalaman saya dalam pendampingan anak-anak remaja beberapa tanda ini menunjukkan bahwa kamu sedang berada di zona red flag.

1. Kamu meragukan kemampuanmu

Ketika kita mulai meragukan kemampuan kita maka kita akan terus menerus membatasi diri dan berkata bahwa saya tidak bisa untuk melakukan suatu hal. Membangunkan orang jenis ini begitu sulit. Ketika saya mengalami hal seperti ini langkah yang pertama saya lakukan adalah meyakinkan diriku bahwa saya sama seperti orang lain yang bisa tampil, bisa berbuat seperti mereka. Bangun rasa percaya diri agar kita mampu seperti orang lain.

2. Haus validasi

Kamu tidak bisa tenang jika ada orang yang tidak menyukaimu. Kamu hanya akan bahagia ketika semua orang senang dengan kehadiranmu. Teman-teman ingat ya, kita hidup bukan untuk menyenangkan orang lain. Kita juga memiliki karakter,sifat yang berbeda-beda, memiliki kebutuhan yang berbeda-beda. Jadi kita tidak bisa memaksakan orang lain untuk menyukai kita. Jika kita disenangi, syukur. jika tidak berlapang dadalah. Jika kita haus validasi sama hal nya kita menjadikan diri sebagai budak orang lain.

3. Kamu berusaha mengontrol segalanya.

Kamu berusaha sebisa mungkin untuk mengontrol tindakan dan perasaan orang lain. Kamu tidak bisa tenang melihat orang yang melakukan tindakan yang tidak sesuai dengan prinsipmu. Teman-teman, kita harus tau diri ya. Kita berhak untuk mengurusi diri-sendiri bukan mengurusi hidup orang lain. Seringkali kita sibuk mengontrol orang lain sementar kita lupa untuk memperbaiki diri. Teruslah membangun diri agar orang lain bisa belajar dari kita.

4. Kamu terlalu perfeksionis

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline