Lihat ke Halaman Asli

Bertahan Dalam Satu Ritme

Diperbarui: 29 November 2023   10:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Perjalanan ini haru biru. Aku takut kalau lebih lama lagi, aku semakin tidak bisa menjaga hati. Ternyata ujian hendak menikah tidak sederhana yang dibayangkan. Mungkin ada yang diuji dari pihak keluarga, keluarga pasangan, masa lalu pasangan, atau keadaan diri sendiri. Tapi yang aku rasakan semua ujian itu ada dalam ceritaku, dari keluargaku yang ekonominya sedang ada dititik terendah, ayah dari calon suamiku yang diuji sakit gagal ginjal dan jantung bengkak akhirnya tabungan calon pasanganku harus diberikan untuk pengobatan ayah, masa lalu pasangan yang datang silih berganti seolah hendak meragukanku, dan keadaanku yang masih harus melunasi hutang orang tuaku. Sampai kalau dipikir aku sudah di fase pasrah dengan keadaan sulit, untuk apa yang akan terjadi selanjutnya akalku sebagai manusia lemah tidak mampu lagi merencanakan.

Apa aku yang berlebihan? menganggap semua terasa berat? tapi memang ini sulit, keadaan yang telah mengurai berkali-kali air mata.

Dari cerita ini, aku sekarang juga mengerti kenapa Allah tahun-tahun lalu menjaga hatiku untuk tidak peduli dengan urusan hati? sebab apa pun perjalanannya kalau sudah melibatkan hati rasanya lebih sempurna dan berbeda. 

Kini hatiku sudah jatuh memilihmu, dan keputusanku itu membuatku bangkit dan tegar sampai hari ini. Terus berdoa agar akad pernikahan segera terucap lalu akan aku jalani badai ini bersamamu. Bukankah bersama bisa saling menguatkan? sebab jarak yang dekat bisa saling mendekap.

Perjalanan ini dimulai dari bulan Juli, datangmu untuk memintaku adalah kejadian yang tidak pernah aku kira. Aku yang selama ini berdoa merancang kriteria pasangan yang begitu ideal. Lalu yang datang dirimu dengan segala kelebihan, aku yakin memilihmu meski bukan kriteriaku adalah takdir-Nya yang terus membuatku bersyukur. 

Sampai sudah lima bulan ini perjalanan menuju halal tidak berhenti dari namanya persoalan. Dan kamu menguatkanku agar bertahan sebab esok di bulan akhir, kamu berjanji ingin segera bersamaku  melewati kesulitan-kesulitan yang ada. Doaku yang dulu ragu bahkan kesal, tapi sekarang berubah dengan mengucapkan "Ya Allah aku ridho dengan segala takdir-Mu, dan aku menantikan hal indah apa yang akan Engkau berikan untuk ku."______ karena sungguh sakit hati ku melewati alur ini sungguh luar biasa. 

"Ujian yang menimpa seseorang akan semakin besar bersamaan dengan besarnya tingkat iman dan ketulusan"

semoga, 23 hari lagi kita akan bercerita :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline