Aku meninggalkan jejak-jejak sajak di jalanan
Desa ke kota dilingkupinya aksara dalam kerumunan.
Mungkin ramai,
Mungkin pula sepi.
Namun aku tidak peduli,
Kendatipun tidak abadi.
Di bawah ketiak kerbau yang dicucuk hidung,
Di atas cinta yang berdimensi politis,
Dan segala serapahnya yang mengungkung,