Lihat ke Halaman Asli

Awal Pergi Meninggalkan Langit

Diperbarui: 12 Desember 2024   16:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Aku suka berbicara, suka bercerita. Tapi kata orang aku tampak seperti manusia yang tak paham cara bersosialisasi dengan sekitar, mungkin karena ada folder menyakitkan yang terarsip rapi di amigdalaku pada suatu masa. Kebanyakan orang mengenalku sebagai orang kaku dengan muka judes nan cuek, nyatanya aku tidak begitu. Aku orang yang sangat peduli, suka berbagi cerita, dimintai pendapat, komentar, saran bahkan mendengarkan atau bertukar argument sampai berdebat, aku suka perhatian dan khawatir diam-diam pada orang yang bersedih ataupun kesusahaan. Iya, itu aku. Tanpa sadar hal itu mencelakaiku dalam hubungan kita, aku lupa jika bersama Awan saja aku bisa mengekspresikan marah, diberikan kesempatan menangis dan banyak bicara selayaknya menjadi diriku yang utuh. Dia pertama untukku, yang berhasil membawaku keluar bersama jiwaku yang utuh. Sampai pada titik aku sadar, aku terlalu banyak berangan, terlalu banyak merencanakan sesuatu yang aku impikan atas kita, menyusun banyak draf perjalanan bersama, mencatat apa saja kegiatan special yang ingin aku lakukan bersamanya, hingga aku berada dititik diam, bisu. Semuanya hanya sebatas bicara dan tulisan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline