Lihat ke Halaman Asli

findraw

Indescripable

Pelajaran yang Kebablasan

Diperbarui: 25 Juni 2015   02:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai balita wajar saja sebenarnya jika mereka masih suka pipis di celana atau ngompol di kasur. Cuman, para orangtua saja yang suka panik jika 'mendengar' anak-anak tetangga yang sebaya sudah tidak ngompol lagi, atau sudah mahir 'ke belakang' sendiri, sementara sang buah hati masih saja belum mau melupakan hobinya. Sementara sebenarnya para orangtua sudah banyak menerima informasi bahwa perkembangan setiap anak itu berbeda, tergantung kesiapan balita sendiri sekaligus oleh lingkungan yang dikondisikan oleh para orangtuanya juga. Kejadian nyata berikut mungkin bisa memberikan hikmah kepada kita bahwa anak-anak itu tidak bisa dipaksa untuk menjadi sama seperti teman-teman sebayanya.

Sebut saja Pamela, 5 thn, termasuk salah satu bocah yang masih belum bersedia meninggalkan hobi ngompol malamnya. Sementara info yang diterima oleh orangtuanya mungkin menyebutkan bahwa kawan-kawan sebaya Pamela sudah banyak yang 'pinter'. Mungkin ditambah pula kondisi orangtua yang merasa capek dan jenuh karena lima tahun sudah terpaksa harus menjalani prosesi mencuci seprei basah plus tidur di atas kasur yang bau ompol sebagai menu sehari-hari. Hingga pada suatu malam ketika Pamela mengulang ritual hobinya, sang Papa yang kehabisan kesabaran pun ingin memberikan pelajaran keras tentang toilet-training. Akhirnya bocah itu digelandang ke kamar mandi dan diguyurkanlah air bergayung-gayung ke sekujur tubuh Pamela. Dan rupanya pelajaran itu manjur. Sejak malam itu Pamela tidak lagi ngompol. Bahkan, sampai dua hari berikutnya Pamela tidak juga kunjung mau pipis. Jadi galaulah sang orangtua. Setelah segala cara bujuk-rayu ditempuh agar Pamela tidak menahan pipisnya gagal total, maka dibawalah kasus ini ke meja dokter. Alhamdulillah, di tempat praktek itu akhirnya Pamela berkenan menuruti bujukan dokternya.

Nah, para papa-papa-mama-mama.. jika suatu saat kita mendengar cerita bahwa anak-anak tetangga sudah bisa begini-begitu sementara buah hati belum, semoga kita bisa tetap ingat bahwa perkembangan setiap anak itu berbeda. Dan jika kita masih ingin menyalahkan balita kita, ingatlah juga bahwa kita pula yang mempunyai andil besar dalam cepat-lambat proses tumbuh dan berkembang mereka.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline