Lihat ke Halaman Asli

Sukses Menjaga Qolbun Salim

Diperbarui: 26 Oktober 2015   22:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tantangan hidup yang semakin keras, dewasa ini sering kali membuat kita lalai, kita berfikir jangka pendek, menuruti apa yang didiktekan oleh media yang megarahkan gaya hidup kita. Sehingga waktu kita pun hampir seluruhnya tersita untuk mengumpulkan harta sebanyak-banyakanya, megejar dunia sebanyak-banyaknya. Islam tidak pernah melarang umatnya menjadi kaya, bahkan dianjurkan kaya agar bisa membantu sesama dan menolong agama, dengan zakat dan beragam hal amaliyah lainnya.

Namun, sering kali kesibukan kita mengejar dunia menjadikan hati dan jiwa kita penat, bahkan terkadang keras, sulit ikhlas, sulit khusu’ dalam beribadah dan sulit husnudhan kepada Allah dan sesama umat. Jika demikan, alamat hati kita tidak sehat. Padahal, harta sebanyak apapun tidak bisa menyelamatkan manusia kelak ketika berjumpa dengan Tuhannya, tanpa disertai dengan hati yang sehat, hati yang selamat, yang dalam istilah al-Qur’an disebut “Qalbun Salim”.

Allah SWT berfirman:

يوم لاينفع مال ولابنون. إلا من أتى الله بقلب سليم

(yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki yang berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih. (Q.S. Asy-Syu’arah: 88-89)

Ayat diatas sekaligus menjelaskan pentingnya menjaga kebersihan hati, dan kesucian jiwa agar kita memiliki Qalbun Salim. Qalbun Salim yang dijaga dengan tazkiyatun nafs bukan hanya bermanfaat dikahirat, melainkan juga di dunia. Qalbun Salim membuat jiwa tenang dan damai, serta membawa kebahagiaan karena hidup di atas kebenaran iman dan petunjuk Islam. Lalu bagaimana kita agar sukses menjaga Qalbun Salim dengan tazkiyatun nafs?

Pertama, Mengilmui

Tazkiyatun nafs atau penyucian jiwa benar haruslah berlandaskan ilmu agama yang benar. Sebagaimana hati yang bersih itu berangkat dari aqidah yang benar, maka ilmu dan pemahaman tentang aqidah kita juga harus benar. Hati yang bersih, pondasinya adalah ikhlas; yaitu menitakan segala amal ibada hanya untuk Allah. Dan itu pula yang kita dapati mengaa surat yang keseluruhan ayatnya berbicara tentang tauhid dinamakan surat Al-Ikhlas.

Kebaikan seseorang termasuk pula kebersihan hati, bermuara dari ilmu agama yang pahami lal diamalkan. Meskipun konotasi ilmu di sini tidak selalu mengarah kepada apa yang didapatkan dari pendidikan formal.

Rasulullah SAW bersabda:

من يرد الله به خيرا يفقهه فى الدين

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline