TK An-Nur Babadan Semarang merupakan salah satu instansi pendidikan yang memilih sistem home visit sebagai jalan keluar dalam penanganan kemerosotan capaian pembelajaran murid. Hal ini dirasa efektif dan juga sesuai protokol kesehatan. Dimulai sejak akhir Maret 2020 Home Visit mendapat respon positif dari wali murid.
Home Visit sendiri merupakan sistem pembelajaran tatap muka terbatas yang dilaksanakan dari rumah ke rumah dengan jumlah peserta yang terbatas di setiap kelompoknya. Setidaknya ada 4 sampai 5 murid dalam satu kelompok dengan 2 guru pendamping. Pembelajaran dilakukan di rumah-rumah wali murid setiap kelompok secara bergantian dan dengan durasi yang yang terbatas.
Sebelumnya kami telah mendapat persetujuan dari badan kesehatan, kepala daerah setempat juga dari wali murid" ungkap Nur Kholifah selaku pembimbing Home Visit TK An-Nur Babadan.
Home Visit merupakan satu solusi yang diterapkan sebagai bentuk usaha dalam mencapai standar pembelajaran TK An-Nur Babadan.
"Terdapat enam aspek pembelajaran yabg diusung TK An-Nur Babadan yakni Nilai Agama, Fisik Motorik, Sosial Emosional, Bahasa, Kognitif, dan Seni" terang Nur Kholifah
Disamping itu manfaat Home Visit juga dirasakan oleh pihak wali murid. Dengan adanya Home Visit maka terjadilah pembelajaran tatap muka walaupun secara terbatas yang membantu anak dalam memahami pelajaran."Karena Covid-19 sekolah anak jadi dirumahkan, anak-anak jadi kurang fokus belajar dan selaku orang tua saya merasa kewalahan saat mendampingi anak belajar di rumah" keluh Tuminah salah seorang wali murid
Memang diakui oleh Nur Kholifah bahwa meskipun sudah dilakukan Home Visit kegiatan belajar mengajar tetap tidak bisa maksimal. Guru-guru kesulitan dalam mengambil nilai mengingat mereka tidak bisa mendampingi langsung siswa-siswanya sehingga mereka tidak tau apakah ini benar-benar dikerjakan oleh siswa atau justru dikerjakan oleh orang tua.
Dalam wawancara dengan ibu Tuminah, beliau mengaku bahwa selain Home Visit beliau juga memberikan les untuk anaknya. Hal ini dilakukan semata agar anak mendapat pembelajaran yang intensif meski masih harus sekolah dari rumah.
Di penghujung wawancara beliau juga menyampaikan harapan semoga keadaan lekas membaik agar pembelajaran dapat sepenuhnya dilakukan secara offline. Selain mendapat pembelajaran beliau juga ingin anaknya dapat berinteraksi dengan teman-temannya dan bukan hanya berkutat dengan Hp saja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H