Saya terima nikahnya...
waktu dipersatukannya dua insani
sakral penuh menghayati
duduk berdampingan mengucap janji suci
janji untuk hidup semati
Saya terima nikahnya...
terdengar sangat bergetar
hatipun ikut berdebar
bagai kilat yang menyambar
ternyata diri tidak tersadar
(Bahwa gadis berkebaya putih itu bukan aku)
Patah!
seakan selalu salah
semua terasa susah
seakan selalu gundah
semua terasa gelisah
tak tahu kapan dua insan itu bertemu
tapi akhirnya terjangkau antena panjangku
entah nyata atau halu
tapi itu yang sampai pada diriku
tak tau juga kapan awal cerita
tiba-tiba hati tersiksa
sayangnya aku tidak bisa lupa
sebab otak selalu merekamnya
meski telah sadar dan terbangun,
tetap saja, tidak hanya retak yang kutemi
tapi patah melebur dan tak dapat disatukan lagi
Kepercayaanku berhenti sampai disini!
sebab dia telah memiliki bidadari yang layak disisi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H