Lihat ke Halaman Asli

Fina Alvilatifah

Seorang Ibu Rumah Tangga

Tilik Mindset Ngontrak Para Pasutri

Diperbarui: 17 Agustus 2022   07:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Ruah Kontrakan/foto dari: nataproperty.com

Adakah di kalangan Kompasianers yang sedang menyandang status pasutri. Kali ini Saya ingin berdiskusi ringan soal perkara memilih tinggal di kontrakan. Setiap pasutri pasti ingin membina rumah tangga yang sehat serta bahagia. 

Memilih untuk mengontrak bersama dengan pasangan dianggap sebagai keputusan awal yang baik untuk membina keluarga. Pasangan suami isti bisa bebas mengekspresikan diri mereka tanpa harus takut salah berperilaku sebab sudah tidak tinggal bersama keluarga. Para pasutri menempa kehidupan mandiri dan bertanggung jawab untuk memikul susah senang berdua.

Memilih ngontrak memang sangat diminati oleh kebanyakan pasutri jika memang belum mampu membeli rumah milik sendiri. Sembari bekerja dan menjalani kehidupan dengan mengontrak, para pasutri menyisihkan pendapatan yang mereka peroleh untuk menabung rumah impian. 

Tapi ternyata kompasianers, urusan menyisihkan penghasilan agar rumah terbeli bukan hal yang sedehana. Banyak sekali godaan untuk menyisihkan penghasilah.

Memang tidak dipungkiri menabung kadang menjadi pekerjaan yang melelahkan, kita menahan banyak keinginan kita untuk memiliki sesuatu. Apalagi menginginkan rumah, butuh uang yang sangat banyak. Tapi yakinlah wahai para pasutri, di mana ada niat di sana ada rumah impian, insyaallah.

Kembali ke topik, mengapa makin ke sini usaha untuk menabung rumah seolah hanya sebuah mimpi yang tidak bisa tercapai? Baiknya para kompasianers yang sedang menabung harus memperhatikan hal-hal yang selalu mendistrak jiwa menabung kalian;

1. Terlena dengan Rumah Kontrakan.

Perasaan nyaman tinggal di rumah kontrakan terkadang membuat para istri meronta-ronta jiwanya ingin melakukan dekorasi dan membeli perabot rumah tangga. Walhasil banyak yang tidak puas menempati rumah kontrakan yang terkesan apa adanya. Akhirnya membeli banyak benda untuk membuat bahagia dan nyaman.

Perlu diingat wahai para pasutri, ini merupakan tindakan yang mubadzir. Selain menghambat regulasi tabung-menabung, namanya masih ngontrak banyak kemungkinan untuk pindah tempat tinggal. 

Banyak kasus, karena pindah jauh akhirnya berpikir ulang untuk membawa semua barang yang ada di kontrakan. Sebab tentu membutuhkan biaya tambahan. Tidak heran banyak juga yang meninggalkan barang-barang mereka seperti lemari, dipan, televisi dll, begitu saja.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline