- Identitas Buku
- Judul: Orang-Orang biasa
- Penulis: Andrea Hirata
- Penerbit: Penerbit Bintang
- Tahun Terbit: Cetakan Pertama, februari 2019
- Tebal : 330 Halaman
- ISBN: 978-602-291-524-9
Peresensi : Hasby Noor Kalammudin
Novel ini adalah novel yang ke-10 yang diterbitkan Andrea Hirata. Novel Orang-Orang Biasa yang ia terbitkan karena kekecewaan yang besaar akan kegagalannya memperjuangkan seorang anak miskin yang pintar untuk masuk fakultas kedokteran Universitas Bengkulu.
Cerita novel ini dimulai dengan deskripsi kota Bengkulu yang naif. Seakan penduduknya telah lupa cara berbuat jahat. Sampai -- sampai seorang inspekturdan sersannya dilanda paradoks tanggung jawab. Mereka merasa 'tidak berguna' dan 'berpengaruh'sebab keadaan kota memang aman dan tentram.
Di bab selanjutnya, novel ini menceritakan tentang 10 karakter,Dinah, Debut, Habdai, Salud, Sabri, Tohirin, Honorun, Rusip, Nihe, dan Junilah. Di antara mereka ada yang suka berandai -- andai , ada yang lambat berfikir, ada yang jadi korban bullying.
Para bullying itu adalah Trio Bastardin, Jamin, dan Tarib. Ada juga Duo Baron dan Bandar. Mereka semua tumbuh. Ada yang menikah, ada yang punya keturuna, ada yanag buka usaha, dan ada juga yang menganggur sambil terus berandai-andai.
Dalam novel ini, sosok yang paling menonjol atau yang menjadi sorotan ialah Dinah. Dia menjadi janda dengan 4 anak. Awalnya anak -- anak Dinah seakan tidak berani punya cinta -- cita, karena untuk belajar saja Sudah kesulitan. Anak sulungnya, Aini, sering mendapat nilai jelek,. Bagi Dinan, Aini adalah sosok Dinah semasa sekolah. Tetapi hal itu berubah ketika ayah Aini jatuh sakit dan meninggal.
Suatu ketika, Aini mengalami perubahan ekstrim dimana ia sering mendapat nilai jelek sekarang sangat bagus. Dengan perubahan pada Aini, membuatnya lulus dalam tes masuk fakultas kedokteran di sebuah universitas ternama. Namun, uang pendaftarannya sangat besar. Dinan sudah meminjam uang ke koperasi dan bank, tapi mereka tidak mengabulkan.
Dinah sudah tidak tahu harus meminjam ke siapa lagi. Lalu, ia mengadukan masalah ini kepada Debut. Mengumpulkan kawan -- kawan pecudagnya. Mereka semua itu merencanakan sesuata yang luar biasa yang akan menjadi trending topik di kota Belantik.
Kelebihan: Novel ini berbeda dengan novel yang lainnya, dalam novel ini ritmenya cendrung lambat. Penggunaan bahasa local tidak banyak. Benar -- benar minim sajak -- sajak yang mendayu.
Kekurangan: Terlalu banyak tokoh diceritakan, tiap tokoh yang dominan dijabarkan secara berkala.