Sebenarnya aku lelah menunggu pagi. Tapi ketika datang sepi, aku selalu terhibur.
Aku duduk di sana dengan dunia berhenti untuk dua hari, dan masih saja tidak ada solusi. Aku berpikir kembali tentang sebuah tempat, ketika aku melihat seseorang bergerak, ketika waktu sedang berhenti. Kalau orang lain bisa bergerak di dalam dunia yang beku, lalu mungkin aku bisa juga mengajak kamu ke dalamnya. Itulah ide terbaik yang bisa kupikirkan.
Sepi bergeming...
Kamu bisa mempercepatnya, juga bisa memperlambatnya. Kamu bahkan bisa membekukan momen, tapi kamu tidak bisa memundurkan waktu. Kamu tidak bisa kembali lagi dari apa yang sudah kamu lakukan. Aku berpikir tentang apa yang dia lihat. Aku berpikir tentang apa yang dia tidak lihat. Aku berpikir bagaimana aku bisa menjelaskannya. Tapi, semakin aku pikir semakin aku mengerti, tidak ada yang bisa kulakukan untuk membuat rasa ini hilang.
Berapa lama aku bisa menunggu di sini, memperlambat sesuatu yang tidak bisa dihindari?
Sepi menatap lembut...
Kebanyakan waktuku sekarang memikirkan tentangmu. Aku menggambarmu tanpa akhir. Berulang kali. Kulit pucatnya, kulit seperti susu, membungkus lembut.
Di dalam matanya aku bisa melihat dunia. Aku berpikir tentangmu yang berusaha melarikan diri dari neon jalanan yang melemahkan kehidupan, berpetualang ke mana pun kakimu mau melangkah, itu mimpimu, kejarlah.
Sepi membelai lembut...
Sekarang sudah 12 jam aku tidak tidur. Aku mulai berhenti berpikir tentangnya dan berusaha menarik diriku ke masa yang sekarang. 8 Jam ekstra dalam hidupku, tidak berpengaruh memperlambat efek waktu. Menit mengalir menjadi jam, jam menjadi hari. Dan hari- hari bergabung ke arus sungai waktu yang deras. Berita buruknya, waktunya terbang. Berita baiknya kamulah pilotnya.
Sepi berpamitan...