[caption id="" align="aligncenter" width="430" caption="berita.plasa.msn.com"][/caption] Sesaat lagi, akankita saksikan siapa yang akan menjadi Jakarta1. Perebutan kursi Jakarta1 kali ini agak unik. Kampanye diikuti oleh enam pasang dari berbagai latar belakang. Dari enam calon yang sudah mendaftar, tiga di antaranya merupakan kepala daerah aktif. Pertama calon incumbent Fauzi Bowo, Wali Kota Solo Joko Widodo, dan Gubernur Sumatera Selatan, Alex Noerdin. Yang belum pernah magang atau kerja di Jakarta pun boleh mencalonkan. Bisa dibayangkan calon pemimpin betawi gak bisa ngomong elu- gue. Tapi itu nggak masalah. Rapot baik di kampung halamannya digunakan untuk mencari kerja di Jakarta. Enam pasang pria tua berebut simpati rakyat Jakarta. Janji mulai banyak diobral. Mulai banyak juga gerakan peduli sosial. Foto-foto kebobrokan Jakarta dijadikan sarana untuk mencari muka. Ah, dari zaman dulu fotonya sama! Siapa peduli terhadap orang yang umbar janji? Rakyat Jakarta sudah bosan dengan janji. Jangankan Jakarta, rakyat Indonesia juga sudah bosan dengan janji. Kalau kita boleh bertanya, berapa orang sih yang sempat membaca rayuan gombal calon presiden atau calon gubernur sebelum "ngoblos" atau "nyontreng" di TPS? Paling-paling masyarakat hanya pake feeling dan teori "kira-kira". Setelah itu? Walahualam. Sudah jelas bahwa yang akan menjadi Jakarta satu hanya satu pasang. Ke mana yang lima pasang? Entahlah... Mungkin, mereka akan kembali ke daerah mereka masing-masing. Mungkin juga, mereka akan kembali menjalani profesi lama mereka kembali. Entahlah, yang jelas mereka kini sedang umbar janji. Kali ini, kita omong soal cinta. Janji itu pasti bukan cinta. ABG yang baru mulai pacaran tau benar itu. Tapi kita patut bertanya, apakah janji mereka itu didasari cinta? Atau sekedar rayuan gombal? Untuk membuktikan cinta mereka pada Jakarta, janganlah tanya apa yang akan mereka perbuat untuk Jakarta ketika mereka menjadi Jakarta1. tetapi tanyakanlah apa yang akan mereka beri untuk Jakarta, kalau mereka gagal menjadi Jakarta1. Kalau kelima pasangan gagal tidak berniat memberi apa-apa pada Jakarta, berarti memang benar dugaan kita, mereka mencalonkan diri bukan karena cinta. Semoga keenam calon pemimpin Jakarta terpilih benar-benar pasangan yang jatuh cinta pada Jakarta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H