Kegemilangan peradaban Islam merupakan salah satu fase sejarah terbaik yang pernah ada. Agama Islam menjadi pelopor yang mengajarkan manusia tentang tauhid, moral, dan berbagai keilmuan lain nya yang bersumber dari Alquran sebagai kitab suci. Islam datang sebagai obor pencerahan peradaban yang mengangkat derajat manusia sekaligus membangkitkan dari keterbelakangan dan kebodohan masyarakat.
Kejayaan peradaban Islam pada masa lampau tak dapat tertandingi oleh Bangsa-bangsa Jazirah Arab dikala itu, siapa yang menyangka bahwa Islam akan maju secepat itu dalam peradabannya. Mengalahkan peradaban besar di sekelilingnya, seperti Alexandria (Mesir), Jundishpur (Persia), serta Mesopotamia (Yunani).
Bangkitnya peradaban Politik, Kedokteran, serta Pertanian dalam Islam membuat ekonomi umat muslim sangat makmur dikala itu. Masa keemasan ini terjadi pada abad (750-847 M) di bawah asuhan Dinasti Abbasiyah oleh Khalifah bani Abbas periode Pertama, secara politis para Khalifah benar-benar tokoh yang kuat dan merupakan pusat kekuasaan politik serta Agama sekaligus di masa itu.
Hingga pada puncaknya lahir pula keemasan Intelektual muslim, gagasan yang dimuat secara langsung oleh Khalifah Al Ma'mun periode Keempat (813-833 M). Al Ma'mun begitu amat mencintai Ilmu, berdasarkan Hadis seruan Rasulullah Saw untuk menuntut Ilmu hingga ke Negeri Cina, membuat gagasan berbeda dari Khalifah sebelumnya.
Al Ma'mun menggalakkan penerjemahan Buku-buku Asing, salah satunya menerjemahkan buku-buku Yunani yang penuh dengan Ilmu Filsafat, ia menggaji seluruh penerjemah ahli bahasa dari golongan Kristiani maupun Agama lainnya. Al Ma'mun pulalah yang membangun Perpustakaan terbesar pada abad klasik bernama Bait Al-Hikmah (Rumah Kebijaksanaan), dari sinilah awal munculnya pemikir-pemikir Islam klasik.
Pada masa itu perpustakaan lebih merupakan sebuah Universitas, karena disamping terdapat buku-buku, di sana orang juga dapat membaca, menulis dan berdiskusi. Perkembangan lembaga pendidikan itu mencerminkan terjadinya kemajuan akan Ilmu Pengetahuan, yang berpusat di Baghdad sebagai Ibu kota Dinasti Abbasiyah.
Terjadinya asimilasi antara Bangsa-bangsa lain yang lebih dahulu mengalami perkembangan dalam bidang Ilmu Pengetahuan, semakin memperkaya Intelektual muslim. Salah satunya Ilmu Filsafat, begitu diminati Pemuda-pemuda Islam saat itu. Dari situ lahir Ilmu tafsir Alquran Bi Al-Ra'yi yaitu suatu metode tafsir rasional yang lebih banyak bertumpu kepada pendapat dan pikiran daripada Hadis dan pendapat Sahabat.
Jelas sekali bahwa filsafat mampu mengasah pemikir-pemikir muslim sehingga menghasilkan metode tafsir Alquran dengan pendekatan yang berbeda dari sebelumnya. Yakni tafsir Bi Al-ma'tsur suatu metode interpretasi tradisional yang hanya menafsirkan menggunakan pendapat Nabi dan para Sahabat.
Lahirnya para pakar fiqih serta teologi pun terjadi pada masa cemerlang ini, nan juga terpengaruh oleh logika yunani. Seperti yang kita kenal saat ini, pendiri Empat Mazhab Fiqih yaitu; Imam Abu Hanifah, Imam Malik, Imam Syafi'i, dan Imam Ahmad bin Hambal.
Mereka terlahir sebagai tokoh Intelektual muslim pada masa Abbasiyah. Serta pencetus Akidah Islam (teologi) juga lahir pada masa ini. Yakni Al-Imam Abu Hasan Al-Asy'ari merupakan Imam besar Ahlusunah wal jamaah (Sunni), yang hingga saat ini pengikut Mazhab nya paling banyak diantara Mazhab lainnya.
Kekuasaan Dinasti Abbasiyah berlangsung dalam rentang waktu yang panjang (750-1258 M). Hanya pada periode pertama (775-861 M) Kejayaan Intelektual Muslim begitu memukau dan mengguncang Bangsa-bangsa besar pada masa itu.