Ernest Francois Eugene (E.F.E) Douwes Dekker atau yang lebih dikenal sebagai Dr. Danudirja Setiabudi adalah pejuang dan pahlawan nasional Indonesia. Ia lahir di Pasuruan, Jawa Timur, pada 8 Oktober 1879 dan merupakan keturunan dari pasangan campuran Indo-Eropa. Ayahnya adalah seorang keturunan campuran Portugis-Perancis bernama Auguste Henri Edouard Douwes Dekker, sedangkan ibunya bernama Louisa Margaretha Neumann memiliki darah campuran Jawa-Jerman.
Perjalanan Hidup dan Pendidikan
Ernest Douwes Dekker mengenyam pendidikan dasarnya di Europeesche Lagere School Batavia, sekolah yang pada saat itu hanya menerima anak-anak Eropa dan Indonesia. Dia sangat terpengaruh oleh karya Max Havelaar karya Multatuli, saudara kakeknya, yang menjadi buku bacaan wajib di sekolah tersebut.
Setelah pindah ke Surabaya pada tahun 1892, Ernest sempat belajar di Hogere Burger School (HBS) selama setahun sebelum kembali ke Batavia. Di HBS Gymnasium Koning Willem III, dia menunjukkan bakat menulisnya dengan menerbitkan karya Gedenkboek van Lombok, yang mengisahkan ekspedisi militer Belanda di Lombok.
Ernest Douwes Dekker bekerja sebagai pengawas di Perkebunan Kopi Soember Doeren Malang pada tahun 1897, di mana ia menyaksikan ketidakadilan terhadap buruh-buruh lokal. Konflik dengan manajemen perkebunan akhirnya mengakibatkan pengunduran dirinya.
Pada tahun 1898, Ernest pindah ke Pabrik Gula Pajarakan di Probolinggo sebagai ahli kimia. Di sini, ia kembali memprotes perlakuan tidak adil terhadap petani lokal, yang menyebabkan konflik dengan manajemen dan kehilangan pekerjaannya.
Terinspirasi oleh perjuangan petani di Republik Transvaal, Afrika Selatan, Ernest Douwes Dekker bersama saudara-saudaranya nekat mendaftarkan diri sebagai sukarelawan dalam Perang Boer pada tahun 1900. Mereka berhasil tiba di Transvaal dan bergabung dalam pasukan perlawanan melawan Inggris.
Peran Dalam Memperjuangkan Kemerdekaan
Ernest Douwes Dekker, atau lebih dikenal sebagai Danudirja Setiabudi, memainkan peran penting dalam perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia. Sebagai tokoh yang memiliki latar belakang pendidikan di Eropa dan pengalaman dalam berbagai gerakan nasionalis di Hindia Belanda, Danudirja Setiabudi menjadi salah satu pemimpin intelektual yang mempengaruhi arah perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Pada awalnya, Danudirja Setiabudi berperan dalam mendirikan Indische Partij pada tahun 1912 bersama dengan Cipto Mangunkusumo dan Suwardi Suryaningrat. Partai ini menjadi wadah untuk menggalang semangat nasionalisme dan memperjuangkan hak-hak politik serta kemerdekaan bagi rakyat Indonesia. Meskipun partai ini dibubarkan, gagasannya tetap mempengaruhi gerakan nasionalis Indonesia dan mendorong kesadaran politik di kalangan masyarakat.
Pasca Kemerdekaan