Problem solving atau yang biasa dikenal juga dengan penyelesaian masalah ialah cara mengidentifikasi dan menemukan solusi yang efektif untuk mengatasi masalah yang di hadapinya. Pada penyelesaian masalah biasanya berkaitan dengan beberapa hal, diantaranya dalam menganalisa, mengambil keputusan, komnukasi ataupun hal yang lainnya. Menurut Oemar Hamalik, problem solving diartikan sebagai suatu proses mental serta intelektual dalam menemukan permasalahan dan kemudian memecahakn permasalahannya berdasarkan data serta informasi yang akurat.
Segala kehidupan yang terjadi pada dunia ini tentunya banyak permasalahan yang di hadapi, dari permasalahan yang dihadapi dapat dijadikan sebuah pembelajaran. Pemecahan masalah diperlukan agar manusia dapat menyelesaikan problematika kehidupannya dalam arti luas ataupun sempit. Dengan melakukan pembelajaran pemecahan masalah dapat menjadikan itu sebagai proses pendewasaan, karena dengan melakukan suatu pemecahan masalah dapat menuntut kita untuk berfikir kritis sehingga dengan hal tersebut dapat mengembangkan diri kita ketika sedang menghadapi di situasi atau kondisi apapun.
Pada kemampuan pemecahan masalah harus sering sekali dilakukan agar setiap manusia dapat lebih mengembangkan lagi atas pemikirannya, khususnya bagi para peserta didik. Oleh karena itu, dalam bidang pendidikan terdapat yang namanya pembelajaran berbasis masalah, yang mana pada hal ini pun pendidik turut serta untuk membantu agar para peserta didik dapat menggunakan wawasan, serta kemampuannya untuk memecahkan masalah. Menurut (Selvaratnan, dkk, 2008) tujuan utama dalam pemecahan masalah ialah ntuk memperjelas dan memperkuat konsep-konsep, prinsip, hukum bidang studi. Selain itu, pemecahan masalah ada untuk meningkatkan kompetensi peserta didik dalam keterampilan intelektual, strategi, dan prosedur sehingga dapat menampilkan perkembangan intelektual.
Dari pengertian tersebut, saya telah membaca beberapa jenis artikel dengan berbagai macam judul yang mana artikel tersebut bersangkut paut akan problem solving (pemecahan masalah). Pada beberapa artikel yang telah saya baca diantaranya ialah, pada artikel pertama berjudul "The Role of Problem-Based Learning to Improve Student's Mathematical Problem-Solving Ability and Self Confidence". Berdasarkan apa yang saya baca, pada jurnal ini mengatakan bahwa terdapat pembelajaran berbasis masalah terhadap pemecahan masalah pada mata pelajaran matematik, pada pemecahan masalah matematikpun terdapat kaitannya dengan percaya diri siswa, dan kemampuan pembelajaran masalah siswa, siswa jadi lebih memiliki kemampuan yang lebih tinggi di bandingkan dengan siswa yang belajar dengan metode yang pada umumnya. Dan dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ternyata siswa dapat lebih mengembangkan kemampuannya dengan pembelajaran berbasis masalah. karena dengan hal itu tingkat kepercayaan diri siswa meningkat, siswa lebih kreatif, dan kemampuan berkomunikasi siswa dalam menyelesaikan permasalahan kelompok dapat lebih meningkat.
Kemudian lanjut pada artikel kedua, yang mana artikel tersebut berjudul "Combining Problem-Solving Instruction and Programming Instruciton to Increase the Problem-solving Ablity of High Scholl Students". Yang mana Pada penelitian ini mencoba untuk melakukan salah satu pemecahan masalah para siswa yang kesulitan dalam pemrograman. Penelitian ini mencoba melakukan pemrograman BASIC serta praktik keterampilan untuk mencobah memecahkan permasalahan bagi siswa yang kesulitan melakukan pemrograman. Tujuan dari penelitian ini ialah salah satunya untuk menguji instruksi pemrograman dengan kemampuan pemecahan masalah. para siswa-siswi dibebaskan dalam menulis untuk melakukan pemrograman. Pada penelitian ini, kemampuan memecahkan masalah siswa memiliki perbedaan yang signifikan. Terdapat perbedaan dalam kemampuan memecahkan masalah kelompok perlakuan dan kontrol. Terdapat siswa yang meningkat dalam memecahkan masalah namun, adapula beberapa siswa yang mengalami penurunan ketika melakukan pemecahan masalah tersebut, dana adapulan yang tidak menunjukkan perubahan.
Pada artikel selanjutnya, yang mana paa artikel ke tiga dengan judul "Development of Learning Materials Oriented on Problem-Based Learning Model to Improve Students' Mathematical Problem-Solving Ability and Metacognition Ability". Pada penelitian ini ditujukan pada siswa SMPN 13 Medan kelas 7. Pada penelitian ini bertujuan untuk menganalisis keefektifan materi pembelajaran berorientasi pada model pembelajaran berbasis masalah. pada penelitian ini dimaksudkan untuk peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis dan kemampuan metakognisi siswa. Dari penelitian ini dapat dikatakan bahwa kemampuan siswa meningkat saat diberikan proses pembelajaran berbasis masalah. Siswa menjadi lebih mengembangkan kemampuan dan potensinya untuk berpikir dan melakukan pemecahan masalah matematis dan memiliki kemampuan metakognisi.
Lalu pada artikel ke-4 dengan judul artikel "Measuring Early Problem-Solving in Young Children with Motor Delays: A Validation Study". Pada Penelitian ini bertujuan untuk mengukur pemecahan masalah yang mana hal itu terjadi pada anak kecil akan hal keterlambatan motoric. Hal ini akan dievaluasi validitas konstruk sejalan dengan peneliti tersebut. Pada penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa pemecahan masalah dari penelitian ini ialah dengan pentingnya mengukur konstruk dan responsivitas pemecahan permasalah bermain anak. Dalam pemecahan masalahnya juga harus menyediakan alat yang nantinya dapat merubah dari waktu ke waktu akan perkembangan anak.
Kemudian pada jurnal terakhir yang berjudul "Complex problem solving in L1 education: Senior high school students' Knowledge of the language problem-solving process". Dapat disimpulkan bahwa Pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui akar permasalahan dalam kategori pemecahan masa bahasa pada siswa SMA (Sekolah Menengah Atas). Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwasannya siswa untuk proses pemecahan masalah bahasa harus melakukan pengetahuan kognitif, kognitif ialah suatu yang merujuk pada pengetahuan umum tentang bagaimana manusia mempelajari sesuatu dan menyerap informasi, namun dari pengetahuan kognitif ini tidak semata-mata siswa hanya menyerap sebuah informasi namun siswa harus berpikir terlebih dahulu ketika hendak mulai berbicara.
Berdasarkan ke-5 jurnal yang telah di baca dapat disimpulkan bahwa problem solving ialah sebuah bentuk perlakuan yang selalu ada di kehidupan sehari-hari. Permasalahan dapat diselesaikan tergantung dalam bentuk permasalahan apa yang sedang dijalankannya. Seperti pada ke-5 jurnal tersebut terdapat permasalahan yang berbeda-beda dan bentuk penyelesaiannya juga berbeda-beda, seperti menyelesaikan permasalahan dalam matematika, pemrograman, penyelesaian masalah mengenai anak kecil dengan keterlambatan motoriknya, dan sebagainya. Dan dari ke-5 jurnal tersebut juga dapat disimpulkan bahwasannya pada penyelesaian masalah dapat dijadikan sebagai pembelajaran berbasis masalah, dengan belajar akan hal ini, seseorang dapat meningkatkan kreatifitas diri, meningkatkan kemampuan dalam berpikir kritis, ataupun dapat meningkatkan ide-ide dan sebagainya. Dengan mencoba menjalankan penyelesaian masalah, dapat menemukan jalan keluar dari apa yang terasa sulit saat dikerjakan. Semua permasalahan di dalam kehidupan seseorang, tentunya dapat diselesaikan apabila kita mau berusaha untuk mencari penjelasan atau jawaban dari setiap permasalahan yang di hadapi.
Daftar Pustaka
Ennis, D. L. (1994). Combining problem-solving instruction and programming instruction to increase the problem-solving ability of high school students. Journal of Research on Computing in Education, 26(4), 488--496. https://doi.org/10.1080/08886504.1994.10782105