Lihat ke Halaman Asli

Kisah Menjelang 22 Juli 2014

Diperbarui: 18 Juni 2015   06:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

KISAH MENJELANG 22 JULI 2014Ini kisah tentang persaingan dua sahabat di salah satu sekolah dasar yang
bernama SD Plimpres 14. Dua sahabat itu bernama Suprab dan Kowijo. Kedua anak
ini bersaing ketat dalam nilai akademis sejak mulai kelas 1 hingga sekarang
mereka kini menginjak kelas 6 menjelang kelulusan sekolah dasar. Kini mereka
harus menentukan siapa juara sejati saat menerima nilai rapor pada tanggal 22
Juli nanti. Suprab seorang anak yang terlahir dari sebuah keluarga yang kaya raya, konon
kabarnya anak seorang jendral di luar negeri. Namun aku tidak pernah tau secara
detail tentang latar belakang keluarga Suprab yang sangat misterius itu, karena
memang keluarga Suprab jarang pulang ke Indonesia jika tidak ada hal yang
sangat penting. Sedangkan Kowijo adalah seorang anak pengusaha kayu yang kaya,
namun Kowijo hidupnya sederhana dan bersahaja. Kalau kita melihat fisik Kowijo
memang seperti kucing kampung yang kurus dan rapuh, namun jangan salah dia
mempunyai otak yang jenius, terbukti dia menyabet banyak juara di ajang
perlombaan berbagai mata pelajaran di tingkat kabupaten, bahkan tidak hanya
juara akademis, dia pernah juara dalam festival band rock. Meskipun Suprab tau kalau Kowijo sudah pasti menang adu nilai akademis
karena terbukti dengan prestasi di luar sekolah yang telah diraih Kowijo ,
namun itu tidak mematahkan ambisi Suprab untuk mengalahkan Kowijo dalam
penentuan  juara kelas. Suprab telah merancang sedemikian banyak strategi
kemenangan untuk menghadang laju Kowijo. Walaupun seorang anak SD tapi Suprab
ini sangat lihai dalam mengatur strategi layaknya seorang intelegent, mungkin
ini karena pengaruh bapaknya yang seorang jendral di luar negeri sana. Salah
satu strategi Suprab adalah mendekati wali kelasnya. Wali kelas ini bernama Pak Kpur, pak Kpur adalah seorang yang sangat teliti
dalam merekab angka-angka nilai para siswanya, dijamin tak satupun angka akan
luput atau tertukar. Namun pak Kpur mempunyai seorang isteri yang sangat hobi
berbelanja. Bahkan kalau dihitung secara matematika, gajinya Pak Kpur sebagai
wali kelas tidak mencukupi untuk kebutuhan belanja istrinya. Pak Kpur ini type
lelaki yang takut istri, jadi dia tidak bisa menolak permintaan istrinya yang
selalu minta uang belanja. Konon kabarnya Pak Kpur bisa punya penghasilan lebih
dari gajinya sebagai wali kelas dengan cara meraup untung dari uang pemberian
para wali murid yang ingin nilai anaknya terangkat, karena jika wali murid
tidak memberi uang pada Pak Kpur maka nilai para murid yang jelek tidak akan
mendapat belas kasihan dari pak Kpur, sehingga nilainya pasti merah pada saat
menerima rapor. Ada seorang wali murid yang terkenal sangat pelit kalau soal mengeluarkan
uang, jangankan memakai uangnya untuk nyogok wali kelas, untuk memberi uang
saku anaknya saja kadang tidak diberikan. Pantas saja anaknya kurus kering
begitu, siapa lagi kalau bukan ibunya Kowijo yang bernama Bu Wati. Bu Wati ini
tidak hanya pelit namun dia juga hobi menjual asset milik suaminya, dengar
kabar beberapa tanah milik suaminya dijual tanpa sepengetahuan suaminya. Entah
uangnya dibuat apa karena aku memang tidak begitu mengikuti gaya hidup Bu Wati
ini. Selain suka menjual asset suaminya, Bu Wati juga terkenal cadas kalau
ngoceh, mungkin inilah yang menjadi pemicu Kowijo untuk belajar tekun agar mendapatkan
nilai rapor yang baik, kalau sampai Kowijo nilainya jelek pasti bakal habis
diomelin Bu Wati. Kembali tentang Pak Kpur yang takut isteri, kelemahan Pak Kpur inilah yang
menjadi peluang Suprab untuk bisa menjadi juara kelas mengalahkan Kowijo dengan
cara menyogok Pak Kpur agar nilai akumulasi rapornya bisa diatas akumulasi
nilai rapor Kowijo. Suprab optimis bisa menang mengalahkan Kowijo, dengan
bangganya dia berkoar-koar pada seluruh siswi di sekolahannya bahwa dialah yang
akan menjadi juara kelas pada saat penerimaan rapor nanti. Suprab begitu yakin
karena dia tau bahwa Kowijo tidak akan bisa menyogok Pak Kpur seperti yang dia
lakukan, karena walaupun Kowijo anak pengusaha kayu yang kaya tapi uangnya
nyantol di ibunya yang cadas, walau Kowijo menangis air mata darah demi meminta
uang untuk menyogok Pak Kpur, pasti Bu Wati yang cadas itu tak akan memberikan
uangnya sepeserpun. Lantas siapakah yang akan menjadi juara kelas pada saat pernerimaan rapor
pada tanggal 22 Juli kelak? Apakah akan dimenangkan Kowijo yang telah meraih
nilai bagus di hampir seluruh mata pelajaran, ataukah Suprab yang akan menjadi
juara dengan strateginya mendekati Pak Kpur? Kita tunggu saja siapa pemenangnya
pada tanggal 22 Juli nanti. Ditulis oleh: Fileski 7/15/2014




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline