Islam masuk ke Indonesia melalui jalur perdagangan yang dibawa pertama kali oleh pedagang dari Gujarat, kemudian dilanjutkan oleh para pedagang dari Persia dan Semenanjung Arab. Penyebaran Islam di Indonesia dilakukan dengan berbagai cara yaitu ceramah, pernikahan, kesenian dan lain sebagainya.
Cara masuk Islam yang melalui jalur damai tanpa adanya paksaan dan dapat diterima oleh masyarakat local, mempengaruhi integritas penyebaran dan perkembangan Islam di Indonesia dengan pesat. Islam yang dapat diterima oleh masyarakat Indonesia terbukti memiliki nilai moderat yang sesuai dengan karakter Islam secara universal yaitu sebagai berikut :
- Rabbaniyah
- Insaniyyah
- Syumul (totalitas) yang mencakup unsur keabadian, universalisme dan menyentuh semua aspek kemanusiaan
- Wasatiyyah (seimbang)
- Waqi'iyyah (sesuai dengan realita)
- Jelas
- Integrasi antara as-sobat wal-murunah
Politik islam terus diperbarui berdasarkan dengan kajian para ulama dan pejabat politik negara untuk mensinkronisasikan ajaran islam dengan negara. Islam terus berkembang luas dan bertahan walaupun terjadi perubahan kepemimpinan dalam kerajaan di wilayah Indonesia. Diketahui pembentukan partai Islam sudah terjadi masa ke masa di Indonesia. Islam moderat merupakan salah satu aset yang digunakan untuk melakukan diplomasi publik di Indonesia.
Fungsinya sebagai pembentuk dimana Indonesia adalah negara dengan mayoritas penduduk yang beragama Islam, karena memiliki sifat cinta damai dan berdampingan dengan demokrasi yang berlaku di Indonesia.
Diplomasi publik juga merupakan soft power yang digunakan pemerintah Indonesia untuk menarik perhatian dunia internasional, dengan aset-aset yang merupakan ciri khas masyarakat Indonesia.
Dalam hal ini muncullah Islam moderat Indonesia yang dibentuk oleh pemerintah agar dapat membentengi isu ekstrimisme dan terorisme yang mengatasnamakan Islam di seluruh belahan dunia.
Munculnya islam moderat di Indonesia dimulai pada masa orde baru saat pemerintahan presiden Soeharto setelah terjadinya revolusi tahun1998, kemudian berkelanjutan pada masa reformasi. Rasisme mengenai SARA pada tahun 1998, membuat beberapa tokoh sebagai anggota organisasi-organisasi Islam di Indonesia membuat rencana Islam moderat digunakan untuk menekan pergolakan rasisme di Indonesia.
Diskusi mengenai moderasi Islam di Indonesia baru mulai dibicarakan secara lebih luas oleh kelompok-kelompok organisasi Muslim dalam negeri pasca reformasi 1998. Islam moderat semakin menjadi isu pembicaraan yang lebih intens ketika terjadinya peledakan bom di Bali oleh teroris pada tanggal 12 Oktober 2002.
Islam menjadi latar belakang yang digunakan oleh teroris untuk melakukan aksinya. Kelompok teroris mengatakan bahwa Bali adalah lokasi tempat maksiat yang dilaknat Tuhan dan peledakan beberapa lokasi di Bali adalah salah satu jihad melawan kemaksiatan selain itu dikarenakan alasan balas dendam.
Islam moderat terus berjalan seiring berjalannya perkembangan, pada saat pemilihan umum presiden tahun 2014, Presiden Jokowi dan wakilnya Jusuf Kalla sebagai salah satu kandaat saat itu.
Saat pencalonannya sebagai presiden, Jokowi dan Jusuf Kalla (JK) menyatakan visi-misi yaitu diplomasi "...yang menempatkan Indonesia sebagai kekuatan regional dengan keterlibatan global secara selektif, dengan memberi prioritas pada permasalahan yang secara langsung berkaitan dengan kepentingan bangsa dan rakyat Indonesia".