Lihat ke Halaman Asli

Peran TikTok pada Industri Pariwisata

Diperbarui: 21 Juni 2021   10:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Berbagai media sosial dapat dimanfaatkan untuk mempromosikan industri pariwisata. Salah satunya adalah media sosial TikTok. TikTok merupakan media sosial yang dimiliki oleh perusahaan ByteDance. ByteDance adalah perusahaan teknologi dari China.

TikTok sendiri memiliki basis video pendek yang berdurasi 15 sampai 60 detik. Penggunanya bisa membuat, mengedit, dan membagikan klip video pendek. Video tersebut bisa dilengkapi dengan berbagai filter dan musik.

Pada tahun 2020, TikTok menjadi aplikasi paling populer di Indonesia dan dunia. Berdasarkan laporan dari Sensor Tower, TikTok diunduh sebanyak 87 juta kali pada Juni 2020. Data tersebut mengalami peningkatan sebanyak 52,7 persen dibandingkan pada bulan Juni 2019.

Indonesia sendiri menjadi negara terbanyak yang mengunduh aplikasi TikTok pada bulan Agustus 2020, yaitu sebesar 11 persen dari total 63,3 juta unduhan. Awal mula perkembangannya di Indonesia adalah banyaknya fans pembuat konten yang bernama Bowo Alpenliebe. Hal tersebut menyebabkan Bowo membuat jumpa fans yang mematok harga setidaknya Rp80.000.

Berdasarkan data banyaknya jumlah pengguna di Indonesia, berbagai sektor mulai mempromosikan produknya melalui TikTok. Hal tersebut tak terlepas dari perkembangan promosi pada sektor pariwisata.

Peran TikTok dalam mengembangkan sektor pariwisata adalah dengan memberikan peluang bagi para pembuat konten (content creator). Peluang tersebut dapat dimanfaatkan dengan mempromosikan destinasi-destinasi wisata yang sedang atau pernah dikunjunginya.

Keuntungan bagi pengguna TikTok adalah bisa masuk ke dalam FYP (For Your Page). Arti FYP adalah halaman pertama kali yang muncul saat pengguna membuka aplikasi TikTok. Cara agar pembuat konten bisa masuk ke dalam FYP adalah dengan membuat konten yang berkualitas. Mulai dari mengunggah konten yang kualitas videonya tinggi, mengikuti perkembangan tren, hingga memberikan tagar #ForYourPage, #FYP, #Pariwisata, atau tagar terkait lainnya.

TikTok juga memiliki fitur Likes, Comment, dan Share. Tujuannya untuk mengetahui engagement pada konten kita. Sehingga, apabila ingin konten kita menjadi bagian dari FYP, maka perlu berinteraksi dengan pembuat konten lainnya. Interaksi tersebut bisa dilakukan dengan memberikan komentar yang positif serta menyukai video terkait.

Apabila fitur ini bisa dimanfaatkan industri pariwisata, maka bisa meningkatkan pengetahuan destinasi wisata bagi masyarakat Indonesia. Hal ini juga didukung data dari Kompas pada unggahan bulan April 2021, sebanyak 42 persen pengguna TikTok adalah dari Generasi Z. Kalangan Generasi Z tersebut memiliki rentang usia 18-24 tahun. Sehingga dapat menjadi potensi wisatawan.

Salah satu upaya yang dilakukan oleh Kementerian Pariwisata tentang tren ini adalah berkolaborasi dengan TikTok. Nama kegiatan yang diluncurkan adalah TikTok Travel x Wonderful Indonesia. Langkah ini dilakukan untuk menumbuhkan sektor pariwisata. Mulai dari wisata kuliner, budaya, hingga pemandangan alam. Hal tersebut disebabkan karena Indonesia memiliki keragaman alam yang bisa dinikmati masyarakat. Hal tersebut bisa mengakibatkan Generasi Z tidak hanya mengetahui potensi wisata di daerah terdekatnya saja, namun juga mengetahui ada potensi lain di wilayah yang berbeda dengan mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline