Lihat ke Halaman Asli

Anak yang Tidak Bisa Membaca

Diperbarui: 2 Desember 2022   22:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

BIMA,Tawa dan canda anak pecah di sudut ruang. Kami asik bermain bermain kartu huruf bersama guru. Permainan ini kami lakukan sepulang jam sekolah.

Inilah cara ibu fitria Ningsih dan Elok Tri Lestari membantu anak-anak lamban membaca agar segera terampil. Mereka menyediakan layanan dari tapal batas negeri, agar anak bangsa bisa membangun mimpi masa depannya.

Ibu Fitria Ninggsih (32 tahun) terlihat sibuk menunjukkan berbagai kartu bergambar. Ia sedang melakukan tes kemampuan membaca kepada anak-anak di kelasnya.

Dengan menunjukkan kartu bergambar binatang atau buah-buahan ditempeli nama huruf depan atau nama dari buah dan binatang tersebut, ibu Fitria Ningsih mengidentifikasi level kemampuan membaca anak-anak di awal tahun pembelajaran.ibu fitri sudah 7 tahun menjadi guru. Dia mengajar di Kabupaten Bima (Nusa tenggara barat). Sejak jadi guru, ibu Fitri ditugaskan mengajar di kelas awal.

Ibu Fitria Ningsih ini merancang alat sederhana untuk mendeteksi kemampuan membaca anak-anak didikanya. Alat itu berupa kartu huruf dan kata. Ide itu ibu dapat setelah mendapat berbagai pelatihan literasi kelas awal.

"Satu-persatu kami yang baru masuk sekolah, saya minta membaca kartu huruf dan kartu kata. Dari sana saya bisa mengindentifikasi mana anak yang butuh bimbingan khusus," terangnya.Ia membimbing anak-anak di kelasnya sesuai dengan kemampuan membaca yang didapatnya dari tes bermain kartu tersebut.

"Anak-anak  yang belum mengenal huruf tidak bisa diajari mengeja. Jadi ibu Fitria Ningsih ajari mereka mengenal huruf dulu. Sementara kami yang sudah belajar mengeja saya sodori kartu-kartu bergambar yang berisi kata," ujarnya.

Ibu Fitria Ningsih Sadar betul, bahwa anak-anak belum bisa membaca itu harus mendapat bantuan khusus. Ia tidak bisa hanya mengandalkan jam pembelajaranya.dan hebatnya guru tersebut bisa membimbing kami sampai ke jenjang yang lebih tinggi seperti saat sekarang ini

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline