Kesehatan mental adalah masalah yang sangat mengkhawatirkan di Indonesia. Kesehatan mental adalah aspek penting dari kesejahteraan individu yang memugkinkan setiap individu tersebut mengatasi tekanan hidup, yang berkaitan dengan emosional, psikologis, dan sosial. Menurut KemkesRI, saat ini Indonesia memiliki pravelensi orang dengan gangguan mental sekitar 20% dari populasi, menunjukkan bahwa satu dari lima orang mengalami gangguan kesehatan mental. Dalam masalah ini farmasi klinik memiliki peran yang signifikan dalam penanganan kesehatan mental. Meskipun, kesehatan mental umumnya ditangani oleh psikolog atau psikiater, tetapi farmasi klinik memiliki peran yang signifikan dalam mendukung pengobatan dan pemulihan pasien dengan gangguan mental.
Berikut adalah beberapa peran apoteker dalam penanganan kesehatan mental pasien :
1. Pemantauan terapi obat
Apoteker bertugas memantau obat yang diberikan kepada pasien terkait efektivitas dan keamanan terapi obat. Apoteker dapat mengidentifikasi masalah yang ditimbulkan selama pengobatan dan akan berkoordinasi dengan dokter untuk melakukan penyesuaian. Apoteker juga monitoring efek samping obat dan identifikasi gejala putus obat sebagai efek samping obat yang telah di resepkan.
2. Penyediaan obat psikiatri
Apoteker bertanggung jawab untuk menyediakan obat - obatan yang digunakan dalam pengobatan gangguan mental, seperti antidepresan, antipsikotik, dan antianxiety drug. Mereka memastikan bahwa obat yang diberikan sesuai dengan resep dokter dan aman untuk pasien.
3. Edukasi dan konseling pasien
Selain menyediakan obat, apoteker juga berperan dalam mengedukasi penggunaan obat pasien gangguan mental dengan benar, serta pentingnya kepatuhan dalam jadwal pengobatan. Banyak pasien gangguan mental yang ragu dan takut untuk menggunakan obat karena kurangnya informasi. Di sinilah apoteker membantu memberikan penjelasan yang jelas dan mendorong mereka melanjutkan pengobatan.
4. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain
Farmasi bekerjasama dengan dokter, psikolog, dan tenaga kesehatan lain untuk memberikan perawatan yang maksimal. Kolaborasi ini bertujuan untuk menciptakan perawatan yang seimbang antara penggunaan obat, terapu psikologis dan pendekatan non-farmakologis lainnya.