Lihat ke Halaman Asli

Fila Rachmad

Seorang mahasiswa yang menekuni kepenulisan

Bahasa Anak Jaksel, Bahasa Daerah dan Bahasa Asing

Diperbarui: 24 Januari 2022   17:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Source: Pexels.com

Bahasa merupakan penghubung komunikasi bagi setiap manusia. Manusia akan sangat membutuhkan bahasa untuk berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari. Namun pernahkah kalian menemukan bahasa yang dapat dibilang agak aneh dengan bahasa sehari-hari kita.

Bahasa Jaksel dapat dibilang menjadi sebuah fenomena sendiri. Bagaimana tidak bahasa ini ibarat bahasa yang dicampur-campur. Publik yang pertama kali mendengar mungkin agak kaget dengan bahasa Jaksel ini. Saya pun merasa bahasa ini seperti bahasa tongkrongan. Namun, bahasa ini hampir banyak digunakan oleh sebagian anak di Jaksel.

Bahasa Jaksel sendiri cenderung mencampur antara bahasa Inggris dan bahasa Indonesia. Kata-kata seperti literally, actually, prefer, atau yang lainnya. Bahasa ini tergolong bahasa gaul, namun apakah dapat semua orang menerima bahasa Jaksel ini? Sepertinya tidak, karena beberapa orang ada yang tidak mengetahui bahasa ini terutama orang yang sudah berumur.

"Dari dulu actually gue suka sama dia, tapi gue lebih milih hide feeling aja sampe sekarang."

Merupakan contoh penggunaan bahasa anak Jaksel, coba kalian gunakan kalimat tersebut untuk bicara ke orang tua kalian. Hampir sebagian orang tua kalian tak akan paham dengan kalimat ini. Jadi kiranya gunakan bahasa gaul tersebut di tempat yang semestinya.

Fenomena ini ada dampak positifnya seperti kita akan lebih sering mendengar kata dalam bahasa Inggris. Bahasa Inggris sendiri merupakan bahasa asing yang paling sering dipakai di setiap negara. Kita harus mengikuti perkembangan dengan mempelajari Bahasa Inggris itu sendiri agar dapat bersaing dengan negara lain.

Namun, ada juga dampak negatifnya kita akan mulai melupakan bahasa daerah kita sendiri. Mungkin di daerah Jaksel sendiri akan mulai kehilangan bahasa daerah asli mereka karena tertutupi oleh bahasa Jaksel ini. Gunakanlah bahasa gaul sewajarnya dan pada tempatnya.

Bahasa daerah akan lebih dipahami jika kita berbicara dengan orang yang sudah berumur. Mereka akan sangat menghargai karena kita masih dapat meneruskan bahasa daerah tersebut. Di Indonesia sendiri bahasa daerah dapat dikatakan sangat banyak dan beragam.

Jadi bijaklah dalam penggunaan bahasa baik itu bahasa gaul, bahasa daerah, ataupun bahasa asing. Utamakan Bahasa Indonesia, Lestarikan Bahasa Daerah, dan Kuasai Bahasa Asing. Begitulah kira-kira ungkapan yang cocok dengan fenomena bahasa gaul ini. Sekali lagi gunakanlah bahasa tersebut sesuai pada tempatnya dan kepada orang yang tepat. Salam Literasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline