Lihat ke Halaman Asli

Fikty Aprilinayati E

Sustainable Forest Management and Biosphere Reserve Management Advisor

Menyelaraskan Konservasi Alam Dengan Pembangunan Berkelanjutan di Cagar Biosfer Lore Lindu

Diperbarui: 5 Agustus 2022   16:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Anggrek merupakan salah satu tumbuhan berbunga dengan anggota jenis terbanyak. Sebagian besar keragamannya terpusat di kawasan tropis. Anggrek dapat dijumpai di berbagai ketinggian dari batas permukaan laut hingga 5000 m di atas permukaan laut dengan berbagai kondisi lingkungan kecuali di perairan terbuka dan gurun pasir. Ada dua jenis utama spesies anggrek berdasarkan habitatnya, epifit dan terestrial. Anggrek epifit menempel pada batang pohon inang untuk hidup, sedangkan anggrek terestrial tumbuh dari dalam tanah, humus, atau serasah.

Anggrek memiliki nilai ekonomi yang tinggi untuk industri hortikultura yakni dimanfaatkan sebagai tanaman hias atau bunga potong namun beberapa anggrek juga digunakan sebagai rempah. Anggrek rempah yang terkenal adalah vanilla yang biasa digunakan sebagai perasa pada produksi makanan dan minuman bahkan pada industri kosmetik dimana vanilla sebagai bahan pengharum karena aromanya yang wangi. Selain itu, anggrek mampu menjadi daya tarik tersendiri yang dapat dijadikan hobi dalam proses pemeliharaannya yang cukup intensif karena memerlukan perhatian namun menjadi hiburan tersendiri yang menyenangkan dan menenangkan bagi pecinta dan pembudidaya anggrek.

Di alam, penyerbukan anggrek pada umumnya dilakukan oleh hewan, seperti kupu-kupu, ngengat, lalat, lebah, kumbang, dan burung. Kebanyakan anggrek menggunakan teknik seperti manipulasi dan penyamaran untuk menarik serangga penyerbuknya. Oleh karena itu keberadaan anggrek sangat bergantung pada keseimbangan alam guna kelangsungan hidupnya dimana peran masyarakat juga diharapkan memiliki kontribusi dalam pelestarian jenis-jenis anggrek lokal. Masyarakat pembudidaya anggrek bisa menjadi solusi dan pilihan yang lebih praktis untuk menjaga rantai pasok dan mencegah exploitasi populasi anggrek di alam.

Salah satu masyarakat yang menggiat dalam pelestarian dan budidaya anggrek yakni terdapat di zona penyangga Cagar Biosfer Lore Lindu (CBLL). Kelompok masyarakat tersebut tergabung dalam KAREBA Orchids CBLL, asal kata KAREBA merupakan singkatan dari gabungan tiga desa yang masuk dalam zona penyangga CBLL yang terletak di kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah - kecamatan Palolo yakni desa Karunia, Rejeki dan Bahagia (47 km dari kota Palu). KAREBA Orchid CBLL yang beranggotakan mayoritas perempuan tersebut selain mengoleksi anggrek namun memiliki komitmen dalam melindungi keberadaan anggrek dari ancaman kepunahan akibat exploitasi dan hilangnya habitat alaminya, melakukan kegiatan konservasi yang meliputi perbanyakan dan restocking (melepasliarkan anggrek kembali ke alam). 

whatsapp-image-2022-07-18-at-9-50-40-am-62ecdade3555e458a85f4712.jpeg

dsc07315-jpg-62ecdb79a51c6f7501289673.jpg

dsc07281-jpg-62ecdbab3555e451797b95f6.jpg

 

Bertitik tolak dari kegunaan dan manfaat anggrek tersebut maka diharapkan perhatian dan upaya pelestarian terhadap anggrek Indonesia semakin meningkat yang tentu saja KAREBA Orchids CBLL dapat dijadikan salah satu contoh dari upaya tersebut selain sebagai wadah bagi pecinta dan pembudidaya anggrek yang tertarik pada konservasi anggrek sehingga dapat meningkatkan kesadaran dan apresiasi terhadap anggrek alam.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline