Lihat ke Halaman Asli

Fiksiana Community

TERVERIFIKASI

Komunitas pecinta fiksi untuk belajar fiksi bersama dengan riang gembira

[Event Fiksi Kuliner] Ada Seribu Satu Kisah di Balik Kuliner

Diperbarui: 9 Juni 2016   19:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dok: Fiksiana Community

Halo Fiksianer...

Siapa sih yang tidak suka dengan kuliner?

Dari zaman dahulu, alasan penjajah menjamah Indonesia, salah satunya oleh sebab rempah-rempah dan komoditi kuliner, seperti kopi, cabai, kacang , coklat, vanilla dan lain-lain. Itu pertanda negara ini memang kaya akan bahan kuliner. Lain daerah, lain pula makanan dan bumbunya. Sambal contohnya, ada berapa macam sambal di Jawa? Dan ada berapa ratus sambal di Nusantara?

Makanan dan jajanan, bukan hanya melulu masalah kebutuhan dasar. Tapi juga menyangkut adat, agama, politik, cinta dan bisa jadi terorisme.

Ada daerah yang mengharuskan makanan tertentu untuk upacara tertentu. Misal, di Jawa, kalau mau ganti nama harus menyediakan bubur merah-putih. Ada yang musti menyediakan gulai kambing untuk acara akil balik. Selamatan menyediakan tumpeng, Imlek disertai kue keranjang, dan makanan khas lainnya yang kesemuanya mengandung berbagai simbol, lebaran identik dengan ketupat. 

Membuat sesajen diharuskan ada kopi, rokok, beras. Sembahyang leluhur orang Tionghoa ada buah jeruk, apel, kue mangkok, kue berwarna warni dan lain-lain. Kaum Kristiani minum anggur dan roti saat perjamuan kudus atau saat misa untuk orang Katolik.  Orang Islam mempercayai, puasa sebagai pengendalian diri: antitesis dari kesukaan manusia akan makanan.

Belum lagi makanan-makanan khas yang tersebar di nusantara ini. Ada rendang khas Padang. Keripik buah khas Malang. Dodol khas Garut. Sambal khas Lampung. Gudeg khas Yogya. Dan segala macam kuliner dan jajanan di negeri ini. 

Bagaimana dengan generasi terkini? Ya, mereka suka saling memberi coklat saat perayaan Valentine. Kongkow di kedai es krim atau gerai kopi mahal. Ulang tahun identik dengan kue tart, atau bakmie ulang tahun . Kencan dengan pacar ke kafe-kafe. Dinner dengan pasangan di resto mewah. Saat jalan-jalan membeli oleh-oleh khas  daerah tertentu. 

Atau yang paling sederhana, para bapak kongkow di warung kopi sembari membicarakan situasi politik ala orang pinggiran. Pekerja yang menyerbu kantin dan warteg di sekitar perkantoran saat makan siang. Anak-anak di gang yang menanti tukang gulali, bapak-bapak memikul dagangan kue rangi.  Ibu-ibu menggendong  jamu, ibu -ibu memanggul tampah berisi kue basah tatkala pagi sembari teriak menjajakan dagangannya. Abang  tukang getuk yang khas dengan musik dangdutnya, dengingan khas suara kue putu ketika lewat di depan gang, Dan masih banyak lagi kuliner nusantara di negeri ini. 

Dan kami Fiksiana Community, di tanggal 4 Juni nanti mengadakan kopdar pun mengambil  tema: Kopi&Fiksi. Ada cerita seru dibalik secangkir kopi. Lain lagi dengan editor FC yang selalu ditemani cilok saat mengerjakan editan. Selalu ada macam-macam cerita dibalik jajanan.

Fiksiana Community mengajak Anda menuliskan cerita fiksi di balik kuliner di nusantara ini. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline