Lihat ke Halaman Asli

De Kils Difa

Penikmat

Teror Kolor di Malam Hari

Diperbarui: 10 Desember 2021   14:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar: medcom.id

Malam hari

Pendopo kampung Rebung Jaya mendadak ramai. Tua, muda, jejaka, perawan, anak-anak, aki-aki, semua tumpah ruah menjadi satu. Mereka menyaksikan penangkapan seorang pemuda 'tanggung' yang diduga kedapatan meneror warga.

Seorang anak kecil  datang membawa jagung bakar asyik di atas pundak Bapaknya. Mpok Jamilah tukang sayur di ujung kampung, tak ketinggalan datang dengan menggendong bayinya yang sedang menyusui.

Pun dengan Kong Aji yang mulutnya tak diam-diam menghembuskan asap kretek tembakaunya. Semua datang dengan raut wajah penasaran dan kepala bertanya-tanya, siapa gerangan pemuda itu? Kenapa harus neror segala? Memang punya nyawa berapa dia?

Di dalam pendopo.

Pak RT berdiri di pojok kanan meja dengan memegang map. Dua orang Polisi berpangkat Kompol duduk berhadapan dengan seorang pemuda yang hanya menyisakan celana kolor di tubuhnya. Sisanya sekitar 5 orang diminta keluar untuk menenangkan warga. Sementara saya, duduk di lantai usai membuatkan 2 kopi Liong untuk Bapak Polisi.

"Jadi kamu berasal dari daerah mana?" Tanya polisi berkelapa eeh kepala botak memulai percakapan

Semua bola mata yang ada di ruangan tertuju kepadanya. Saya yang duduk memainkan serbet menarik nafas panjang. Sang pemuda menundukkan kepala. Tak ada kata-kata terlontar dari mulutnya yang jontor di hajar warga.

"Heeeeiii... tatap mata saya..!" Polisi berpakaian preman memegang wajah pemuda yang menunduk. "Kamu dari mana asalnya?"

"Saya dari kampung sebelah pak." Pemuda itu mengelap darah yang menetes ke pahanya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline